Hari Konservasi Alam Nasional 10 Agustus 2015

Hari Konservasi Alam Nasional 10 Agustus 2015

Beberapa waktu lalu, tepatnya pada tanggal 10 Agustus 2015. Indonesia memperingati hari tersebut sebagai Hari Konservasi Alam Nasional. Penentuan peringatan ini didasari perlunya kesadaran dan peringatan secara terus menerus mengenai lingkungan hidup kita. Tapi apakah itu konservasi? Apakah kita sudah betul-betul paham makna dari konservasi?

Secara harfiah : conservation : con (together) + servare (keep/save).  Conservation means keep or save  what we have

Definisi lainnya yaitu Pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman hayati dan nilainya (UU No. 5 Tahun 1990).

Sesuai dengan bidang studi kami anggota Himakova yang mengenyam bangku perkuliahan di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, kami mendapat pemahaman mendalam mengenai arti konservasi. Konservasi memiliki tiga prinsip utama yaitu 1) perlindungan sistem penyangga kehidupan, 2) pengawetan keanekaragaman genetik, 3) pemanfaatan yang berkelanjutan. Mari kita tilik satu persatu

1. Perlindungan sistem penyangga kehidupan

Alam merupakan tempat kita tinggal dan menggantungkan hidup. Bahkan tuhan telah lebih dulu menciptakan bumi sebelum manusia diturunkan ke atasnya. Tanpa manusia, alam tak akan terpengaruh apa apa, tapi tanpa alam manusia tak bisa apa apa. Dengan menggunakan pandangan luas, alam tidak membutuhkan manusia, manusia lah yang membutuhkan alam.

Apa yang kita butuhkan dari alam? Seharusnya pertanyaan bodoh seperti itu tidak pernah ada. Karena jelas sekali ketergantungan hidup manusia kepada alam. Dapatkah kita bayangkan manusia tanpa air, udara dan tanah? Bahkan untuk melontarkan pertanyaan bodoh itupun kita perlu udara untuk bernafas melafalkannya.

Hutan yang menjadi bagian dari alam, memiliki andil penuh dalam menjaga kestabilan stok karbon, oksigen, dan keanekaragaman hayati di dalamnya. Sebuah desa dari suku Baduy contohnya, mampu hidup ratusan tahun hanya dengan menggantungkan hidup dari hasil hutan disekitarnya. Mampu menghirup udara segar setiap harinya. Mampu meminum air bersih. Seperti menjadi hadiah bagi mereka yang mampu menjaga kondisi alam.

2. Pengawetan keanekaragaman genetik

Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, manfaat alam dari sisi ekosistem. Alam tidak sesempit itu. Kita memiliki jutaan bahkan ratusan juta spesies flora fauna di muka bumi. Apakah semua itu hanya tercipta begitu saja? Tanpa ada manfaatnya?

Tidak ada makhluk hidup yang diciptakan tanpa ada manfaatnya. Kalaupun ada, mungkin itu manusia. Sekecil-kecilnya makhluk hidup, pasti memiliki fungsi ekologis. Bahkan semut mampu memberi ruang pada tanah sehingga menjaga oksigen dalam tanah. Hasil dari sebuah penelitian mengatakan bahwa setiap makhluk hidup dapat menghasilkan karbon. Sedangkan dunia kini tengah disibukkan dengan perundingan mengenai stok karbon dunia.

Sekilas terdengar sepele ketika seseorang mengatakan, kita harus menjaga keberadaan spesies spesies yang masih kita miliki. Sempat muncul keegoisan manusia dengan membingungkan sebenarnya apa manfaat yang terasa dari spesies spesies ini. Memang tidak terasa secara langsung, tapi bila kita pikirkan ada alasan logis kenapa kita harus melestarikan keanekaragaman genetik dari spesies spesies di bumi. Mari kita rubah pola pikir kita. Bila bumi bukan manusia pemimpinnya. Bila manusia hanya penghuni hutan biasa. Sudikah kita dibunuh hanya karena alasan tak ada manfaatnya manusia di bumi. 

3. Pemanfaatan secara lestari

Manusia diizinkan untuk memanfaatkan potensi dibumi untuk sepenuhnya kebutuhan manusia, bukan keinginan manusia. Mahatma Gandhi, seorang filsuf pernah berkata “Dunia dan isinya mampu memenuhi kebutuhan manusia, tapi tidak untuk keserakahan manusia”. Perlu adanya penekanan perbedaan antara kebutuhan dan keinginan.

Alam memang dapat tumbuh kembali, tapi apakah kecepatan pertumbuhan sama dengan kecepatan kita menghancurkan? Faktanya, menurut sebuah penelitian, seluas 10 lapangan bola hutan kalimantan rata dengan tanah. Mampukah kita menumbuhkan hutan seluas itu dalam waktu sehari?

Apakah manfaat hutan hanya kayu saja? Apakah manfaat hutan hanya dari bisnis penebangan saja? Getah damar, gondorukem, jernang, dan lainnya. Setidaknya ada 10 hasil hutan non kayu yang pernah dirilis dephut.go.id. belum lagi potensi ekowisata, penjualan karbon, dan masih banyak lagi sektor kehutanan non kayu yang dapat dimanfaatkan. Hutan adalah ladang kayu adalah pemikiran kuno, manusia dengan berbekal pola pikirnya dirasa mampu menjawab problem ini.

Dan itulah sedikit pemahaman mengenai kata konservasi yang selalu didengung dengungkan oleh mahasiswa, peneliti, dan LSM pro-lingkungan. Siapapun kita, apapun latar belakang kita, selama kita manusia kita masih tergantung pada alam. Silahkan hancurkan, kalau kita sudah yakin tak lagi butuh oksigen untuk bernapas, air untuk kehidupan, dan tanah untuk berpijak. (Himakova)