Slogan
“Kampus Biodiversitas” yang di pelopori oleh Himpunan Mahasiswa Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) Fakultas Kehutanan IPB, sepertinya
bukan hanya harapan tanpa alasan. Tingkat keanekaragaman yang tinggi tentu
merupakan alasan yang cukup kuat untuk membawa IPB menjadi kampus
biodiversitas. Sampai saat ini, HIMAKOVA dengan Kelompok Pemerhati di dalamnya
telah menginvestarisasi dan mendata 17 jenis mamalia, 90 jenis burung, 70 jenis
kupu-kupu, dan 39 jenis herpetofauna (reptil dan amfibi). Data-data tersebut
selalu di perbaharui oleh HIMAKOVA, perubahan lebih mudah di lakukan karena
masing-masing Kelompok Pemerhati selalu mengagendakan untuk mengadakan
monitoring kampus. Begitu pun dengan kelompok pemerhati burung (KPB)
“Perenjak”.
Penelitian
tentang keanekaragaman jenis burung di Kampus IPB Dramaga telah di mulai sejak
tahun 1982. Penelitian pertama kali dimulai oleh Putra (1982) dengan jumlah 42
jenis burung, selanjutnya Mulyani (1985) 41 jenis burung, Van Balen et
all(1986) 68 jenis burung, Hernowa et all (1991) 68 jenis burung, dan Kurnia
(2003) dengan 72 jenis burung. Pada tahun 2011, kelompok pemerhati burung
“Perenjak” HIMAKOVA yang bekerjasama dengan para dosen, mahasiswa, dan para
peneliti IPB telah resmi menerbitkan
“Buku Panduan Lapang Burung Kampus IPB Dramaga” dengan total 85 jenis burung.
Umumnya burung-burung tersebut adalah penetap, sebagian lagi merupakan burung
pengunjung (visitor) dan sisanya merupakan burung migran (Mustari , Mulyani
2011).
Sejak
buku itu diterbitkan, KPB “Perenjak” terus melakukan monitoring dan mencatat
beberapa jenis burung baru. Tahun lalu tercatat dua jenis baru ditemukan
diantaranya jenis Punai pengantin (Treron griseicauda), Betet Loreng (Lanius
tigrinus), Sikep madu asia (Pernis ptilorhynchus) dan Kadalan birah
(Phaenicophaeus curvirostris) (baca juga Republika Online, Punai pengantin
tercatat huni kampus IPB dan Akhirnya terbukti keberadaan spesies ini di IPB).
Awal tahun ini KPB “Perenjak” kembali mendapat kejutan dengan ditemukannya
jenis burung hantu yakni Beluk Jampuk (Bubo sumatranus). Anggota KPB Perenjak,
Fahmi Muhammad Ghafariansyah yang merupakan salah satu anggota KPB Perenjak
mengatakan, awalnya KPB Perenjak mengira spesies ini adalah jenis serak jawa
(Tyto alba) juvenil, tetapi setelah melakukan identifikasi akhirnya semua
anggota KPB meyakini bahwa spesies itu adalah Beluk jampuk.
“Burung
itu saya temukan secara tidak sengaja sedang bertengger diatas pohon karet
ketika saya sedang pengamatan, ujar Fahmi Muhammad Ghafariansyah yang pertama
kali menemukan jenis tersebut.
Foto
by Fahmi Muhammad Ghafariansyah
Foto
by Haris Munandar (juvenile)
Foto
by Haris Munandar (Dewasa)
Sebenarnya
Beluk Jampuk ditemukan sekitar awal bulan maret 2014 oleh Fahmi Muhammad
Ghafariansyah, untuk membuktikan bahwa burung tersebut bukan burung lepasan dan
memastikan keberadaannya di kampus, KPB Perenjak mulai melakukan monitoring
secara rutin terhadap Beluk jampuk di sekitar tempat pertama kali jenis ini
ditemukan. Dua bulan kemudian, di pertengahan bulan Mei pencarian anggota KPB
Perenjak menemukan titik terang. Tanggal 14 Mei 2014 Beluk Jampuk kembali
ditemukan tidak jauh dari tempat awal ditemukan, yang lebih mengejutkan KPB
Perenjak menemukan tiga individu secara bersamaan, dua indukan (dewasa) dan
satu juvenile. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa Beluk Jampuk adalah
jenis penetap Kampus IPB Dramaga sekaligus menjadi New Record bagi catatan KPB
Perenjak.
Beluk
Jampuk atau Hingkik memiliki nama latin Bubo sumatranus dan dalam bahasa
inggris disebut Barred Eagle Owl atau Malay Eagle Owl. Spesies ini merupakan
salah satu jenis burung hantu yang dapat ditemukan di Indonesia. Burung Hantu
merupakan jenis burung pemakan daging (karnivora) dengan paruh yang bengkok dan
tajam serta sepasang kaki yang cekatan
dan kuat mencengkram seperti burung elang. Jenis-jenis burung hantu memiliki
sepasang mata yang besar menghadap
kedepan dengan susunan bulu di wajah yang membentuk lingkaran dan beraktifitas di malam hari. Makanan burung
hantu pada umumnya adalah serangga dan binatang pengerat seperti tikus. Sebagai
top predator keberadaan burung hantu dapat membantu petani karena dalam
mengendalikan hama tikus.
Beluk
Jampuk memiliki tubuh yang tergolong besar dengan panjang sekitar 45 cm. Ciri
khas Hingkik adalah memiliki bulu berwarna abu-abu tua dengan berkas telinga
horizontal mencolok, tubuh bagian atas berwarna coklat kehitaman, seluruhnya
bergaris kuning tua halus, dan memiliki alis berwarna putih. Tubuh bagian
bawahnya berwarna abu-abu keputihan bergaris hitam tebal. Ketika terbang burung
ini mengeluarkan suara keras “ wuuh” atau “hua-wuh” dan diakhiri erangan yang
dalam. Habitat beluk jampuk adalah hutan tropis dan sub tropis dataran rendah
dengan ketinggian hingga 1000 m di atas permukaan laut (MacKinnon 1998).
Seperti
kebanyakan jenis burung hantu lainnya, Beluk jampuk memakan serangga besar,
mamalia kecil, reptil, ikan-ikan kecil dan burung-burung kecil. Beluk jampuk
adalah binatang nokturnal dan biasanya berkeliaran sendirian atau berpasangan.
Selain morfologi yang khas, setidaknya ada dua hal yang unik dari Hingkik/beluk
jampuk yakni kebiasaan mereka yang senang
mandi di kolam atau sungai dan fakta bahwa beluk jampuk memiliki satu pasangan
seumur hidup. Dan mereka akan kembali ke sarang yang sama dari tahun ke tahun
ketika musim kawin tiba. Di Indonesia penyebaran Hingkik/Beluk Jampuk dapat
ditemukan di wilayah Kalimantan, Sumatera, Bangka, Jawa dan Bali.
Keanekaragaman
jenis burung yang tinggi di Kampus IPB Dramaga tidak terlepas dari
keanekaragaman tipe habitatnya. Berbagai tipe habitat satwaliar khusunya burung
tersebar di kampus ini, diantaranya hutan cikabayan, semak berumput cikabayan,
habitat riparian, perumahan dosen, hutan Al-hurriyah, tegakan karet, arboretum,
taman rektorat, danau LSI, dan gedung perkuliahan. Penemuan jenis Beluk jampuk
(Bubo sumatranus) ini juga menambah daftar jenis burung hantu yang ada di
Kampus IPB, dimana sebelumnya juga tercatat jenis burung hantu yang menghuni
kampus IPB yakni Kukuk Selaputo (Strix seloputo), Celepuk Reban (Otus lempiji)
dan Serak Jawa (Tyto alba) (baca juga
http://himakovaipb.blogspot.com/2014/03/serak-jawa-tyto-alba-sangpemburu.html).
Hal
ini membukitikan bahwa habitat kampus IPB merupakan habitat yang disukai banyak
jenis burung. Penemuan jenis-jenis tersebut tentu bukan akhir dari cerita
burung di kampus ini, karena burung memiliki dinamika yang kompleks yang
tentunya tidak terlepas dari kehidupan manusia. Harapannya akan lebih banyak
orang yang mencintai dan peduli terhadap keberlanjutan keanekaragaman hayati
yang sekarang “masih bisa” kita miliki.
Lepi
Asmala Dewi Anggota KPB “Perenjak” Himakova IPB
Habitat kampus IPB Dramaga ternyata masih mampu mendukung berbagai keanekaragaman hayati, meskipun sudah banyak pembangunan.. :D
BalasHapusassalamualaikum we.wb,saya. IBU ENDANG WULANDARI Dri jawah timur tapi sekarang merantahu di teiwan bekerja sebagai pembantu ingin mengucapakan banyak terimah kasih kepada KI KANJENG DEMANG atas bantuan AKI. Kini impian saya selama ini semaunya sudah tercapai kenyataan dan berkat bantuan KI KANJENG DEMANG pula yang telah memberikan Angka gaib hasil ritual beliau kepada saya yaitu 4D. Dan alhamdulillah berasil tembus. Dan rencana saya ingin Mau pulang ke kampung kumpul kembali degang keluarga saya sekali lagi makasih yaa KI karna waktu itu saya cuma bermodalkan uang cuma 400rb Dan akhirnya saya menang. berkat angka gaib hasil ritual AKI KANJENG DEMANG saya sudah buka usaha warung makan Dan suami saya peternakan. Kini kehidupan keluarga saya jauh lebih baik dari sebelumnya, Dan saya ATAS Nama IBU ENDANG WULANDARI sekali lagi saya betul betul sagat berterima kasih kepada AKI Dan saya minta Maaf kalau Nama AKI saya tulis di internet itu semua saya lakukan karna saya Mau ada orang yang meminta bantuan Sama AKI agar seperti saya sudah sukses. Dan membatu orang orang yang kesusaan. bagi anda yang ingin seperti saya silahkan HUB / KI KANJENG DEMANG di Nomor INI: 081 / 234 / 666 / 039 / insya allah AKI akan membantu anda karna ramalan KI KANJENG DEMANG memiliki ramalan GAIB yang bagus Dan dijamain tembus
HapusAsslamualaikum....
Hapussaya hanya sebagai perantara untuk menyampaikan tentang dana ghaib diperoleh melalui media doa-doa dzikir khusus bersama anak-anak yatim/piatu dan muda/mudi pesantren sehingga jauh dari hal-hal klenik/mistik yang tentunya dilarang oleh Agama.
PROGRAM PENARIKAN DANA GHOIB 1/2 HARI CAIR
Tingkat 1 = Untuk Hasil 500 Juta
Tingkat 2 = Untuk Hasil 1 Milyar
Tingkat 3 = Untuk Hasil 2 Milyar
Tingkat 4 = Untuk Hasil 3 Milyar
Tingkat 5 = Untuk Hasil 4 Milyar
Tingkat 6 = Untuk Hasil 5 Milyar
Tingkat 7 = Untuk Hasil 6 Milyar
Tingkat 8 = Untuk Hasil 7 Milyar
insyallah akan sukses jika anda mau mengambil keputusan untuk mengikuti program ini. ingat bahwa kita yang menjalakan tapi allah yang akan menentukan hasilnya.
JIKA TEMAN TEMAN BERMINAT, YAKIN DAN PERCAYA INSYA ALLAH AKAN BERHASIL, SAYA SENDIRI SUDAH BUKTIKAN ALHAMDULILLAH BERHASIL. JIKA ANDA BERMINAT SILAHKAN HUBUNGI AKI RAWANG KUSUMO DI 082393694699 Terima Kasih
mantab... :D
BalasHapusKeren banget ada Bubo sumatranua,kalo ada pengamatan boleh ikut bergabung mas/mbak? Saya dari cluster wil ornith himpro satwaliar fkh ipb.
BalasHapusSuwardi hidayat
Kalau ada pengamatan Bubo Sumatranus bolehkah saya bergabung mas/mbak? Saya falconer dari Cikarang.
BalasHapusAde Sabala
ase.indra.sabala@gmail.com
Untuk alasan keamanan sebaiknya lokasi dirahasiakan yaa
BalasHapussalut sekali dengan dedikasinya, semoga kampus ipb semakin hijau dan keanekaragaman hayatinya semakin tinggi, semoga bisa terbentuk keselarasan antara pembangunan dan upaya konservasi hayatinya... Aamiin
BalasHapus