(Cikananga, 15-16 Januari 2013)
Kegiatan diawali dari proses penyitaan kukang. Beberapa teknik atau cara
yang biasa digunakan dalam melakukan penyelundupan kukang antara lain:
1.
Kukang yang
tertangkap biasanya diam
2.
Kukang yang
tertangkap tidak bergerak 3. Mudah disembunyikan di dalam pakaian (saku, celana dakam)
4. Disembunyikan dalam tas, kaleng atau kotak di dalam koper
5. Dijual terbuka di pasar jalanan; biasa disebut kuc-ing, panda, koala, kuskus
6. Dicelup menjadi hitam, dipulas kuning untuk menaikan harga
7. Dikeringkan atau diubah kedalam bentuk pasta untuk obat tradisional
Setelah melakukan penyitaan, dilanjutkan dengan proses identifikasi
kukang. Berikut jenis – jenis kukang yang ada di dunia.
Kukang yang sudah di sita kemudian dibawa ke tempat – tempat rescue atau lembaga penyelamatan satwa lainnya seperti PPS. Di dalam lembaga penyelamatan, kukang kemudian mengalami proses rehabilitasi agar sifat liar kukang bisa kembali untuk kemudian akan dilakukakan pelepasliaran. Rehabilitasi yang dimaksud ialah memperlakukan / melatih kukang untuk bisa kembali sifat – sifat alaminya. Pakan yang diberikan meliputi
Getah
& sari bunga (nectar): Makanan yang lazim dikonsumsi kukang, getah dan sari
bunga bisa didapatkan secara komersil dan tersedia dalam bentuk kristal dan
bubuk sari bunga, berikan dalam wadah makanannya.
Protein
hewani: Kukang mengkonsumsi serangga & binatang kecil secara regular.
Daging giling untuk pakan anjing dan pakan kucing dapat pula diberikan pada
saat-saat tertentu. Telur rebus, ayam matang, keju dan udang matang adalah
sumber protein yang baik. Jengkrik, belalang dan serangga lainya dapat
diberikan setiap hari. Ulat hongkong dan ulat bamboo dapat diberikan pada
saat-saat tertentu namun bisa mengakibatkan diare sementara.
Buah-buahan:
Kukang mengkonsumsi sedikit buah-buahan; kelebihan buah-buahan mengakibatkan
diabetes, obesitas dan kerusakan gigi. Berikan lebih banyak sayuran setiap hari
seperti kembang kol, wortel, mentimun, ubi matang, jagung manis, terong, kacang
buncis mentah atau matang dari pada buah-buahan dari pertanian.
Setelah
dirasa kukang tersebut layak untuk di realese
dengan berbagai kriteria tertentu, maka yang harus dilakukan ketika ingin
melakukan realese ialah :
1.
IDENTIFIKASI jenis
2.
DETAIL
studi dari penyebaran dan ekologi satwa liar (e.g. daerah penyebaran,
prilaku sosial, predator, pen-carian makan/foraging) sebelum benar-benar
dilepasliarkan
3.
LAKUKAN PHVA (populasi, habitat,
viabilitas/kelangsungan hidup, analisis) secara terperinci
4.
TEMPAT PELEPASAN harus mempunyai sejarah penyebaran jenis yang
bersangkutan dan memiliki habitat yang cocok
1.
TEMPAT PENGEPASAN harus memiliki
perlindungan jangka panjang
2.
PENGLEPASAN tidak selalu harus dilakukan
hanya karena surplus persediaannya ada
3.
PEMERIKSAAN KESEHATAN harus dilakukan
baik pada satwa yang akan dilepas maupun yang sudah liar
4.
MONITORING POST-RELEASE direkomendasikan
selama 1 tahun atau lebih
Proses
monitoring post release dilakukan dengan menggunakan radio tracking. Berikut hal – hal yang terkait dengan pelaksanaan
monitoring post release:
1.
Pasang collar hanya untuk satwa berumur
dewasa
Collar harus:
a.
2-9% dari berat badan kukang
b.
cukup rapat hingga seukuran pensil dapat
masuk kedalamnya
c.
amankan dengan lem untuk menghindari
cekikan dari kabel ties
2.
Antenna Eksternal harus digunakan selama
monitoring di hutan yang lebat
3.
Cabe akan membantu untuk menghindari
gigitan di antenna
4.
Melepas kukang di area berbeda, jarak
renggang ~1 ha
*Semua Materi didapat dari Workshop Muka Geni (Cikananga, 15 – 16 Januari 2013)
Website penyelenggara workshop
http://www.facebook.com/pages/Little-Fireface-Project
Oleh:
Romi Prasetyo
0 comments:
Posting Komentar