(Cikananga, 15-16 Januari 2013)
Anna Nekaris, Johanna Rode beserta tim dari proyek
muka geni melakukan kajian mendalam mengenai kukang di daerah Cipaganti, Gunung
Papandayan. Aspek yang mereka kaji ialah distribusi, kelimpahan, habitat requirements, perilaku makan,
perilaku sosial, serta racun yang dimiliki oleh kukang. Metode yang mereka
gunakan ialah surevi habitat (hutan) dan radio
tracking. Hasil dari survey habitat kemudian akan dilakukan beberapa
analisis, diantaranya (1) Modeling of habitat suitability based on species
presence, (2) Computer model with MAXENT: Potential distribution map, (3) General
Linear Mixed Models (GLMM) in R: Habitat preferences. Sementara radio tracking
dilakukan untuk mengetahui posisi kukang dialam dengan tujuan memudahkan
penemuannya. Setelah berhasil ditemukan lalu kukang ditangkap untuk kemudian
dilakukan pengukuran tubuh (morfometris) dan beratnya. Setelah dilakukan
pengukuran, kukang dilepaskan kembali dan diikuti aktivitas kukang untuk
mendapatkan data tentang perilaku serta penggunaan habitat oleh kukang.
Studi dilakukan di 14 site yang terbagi atas 8 site
berada di dalam kawasan konservasi dan sisanya berada di luar kawasan
konservasi. Berdasarkan studi tersebut didapatkan bahwa tingkat perjumpaan per
km min = 0 dan max = 2.85, dan kukang lebih banyak ditemukan di luar kawasan
lindung, dimana 45 dari 52 perjumpaan kukang berada diluar kawasan lindung.
Selain itu ternyata adanya bambu di suatu kawasan memiliki pengaruh positif
terhadap kehadiran kukang.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, ternyata kukang menggunakan bambu
sebagai sleeping site. Hal ini juga diperkuat oleh hasil wawancara yang
dilakukan terhadap masyarakat sekitar yang menyatakan bahwa kukang terlihat
ketika sedang dilakukannya penebangan, dan terkadang ikut jatuh bersamaan
dengan jatuhnya bambu yang mereka tebang.
Setidaknya terdapat 5 jenis pohon yang digunakan oleh kukang di Garut.
Jenis – jenis yang dimaksud antara lain :
1.
Gigantochloa sp.* 24 %
2.
Eucalyptus sp. 22 %3. Acacia decurrens* 10 %
4. Persea americana 8 %
5. Calliandra calothyrsus* 7 %
Dari kelima jenis yang dimanfaatkan tersebut, berdasarkan pengamatan yang
dilakukan ternyata hanya ada tiga jenis yang memiliki kaitan secara langsung
dengan kehadarian kukang ( jenis – jenis yang bertanda *). Menjadi hal yang
wajar karena seperti yang sempat disinggung sebelumnya bahwa kukang memanfaatkan
bambu sebagai lokasi untuk tidur. Sementara Calliandra calothyrsus merupakan
salah satu jenis yang dikonsumsi oleh kukang. Kukang mengkonsumsi nectar dari
bunga kaliandra. Beberapa jenis pakan yang dikonsumsi oleh kukang antara lain:
1.
Getah jeungjing 53%
2.
Nektar kaliandra 24.5%3. Buah nangka 5.1%
4. Buah kesemak 2%
5. Serangga yang berada di berbagai macam pohon.
Saat
musim kering tiba, kukang lebih banyak mengkonsumsi getah sebesar 70% sementara
konsumsi nektar kaliandra menurun
menjadi 2%. Hal ini sangat terkait dengan ketersedian getah yang ada hampir
disepanjang musim, sementara pada musim kering jumlah nektar akan menurun.
Oleh:
Romi Prasetyo
0 comments:
Posting Komentar