EKSPLORASI
FAUNA, FLORA, dan EKOWISATA DI INDONESIA (RAFFLESIA) 2015
di
SM Cikepuh dan Desa Cibitung, Sukabumi, Jawa Barat
(19
– 29 Januari 2015)
Himpunan Mahasiswa Konservasi
Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor,
telah melaksanakan salah satu program
kerja unggulannya,
yaitu Eksplorasi
Fauna, Flora, dan Ekowisata di Indonesia (RAFFLESIA) 2015 dengan tema “Eksplorasi
Keanekaragaman Hayati di Suaka Margasatwa Cikepuh dan Potensi Wisata Karst di
Sekitar Suaka Margasatwa Cikepuh, Sukabumi, Jawa Barat” yang dilaksanakan pada 19-29 Januari 2015 di kawasan Suaka Margasatwa Cikepuh dan Desa
Cibitung, Sukabumi, Jawa Barat. Kegiatan
ini di ikuti oleh 8 Kelompok Pemerhati yaitu KPM, KPB, KPH, KPK, KPF, KPG, KPE,
dan FOKA.
Kegiatan ini diawali dengan upacara pelepasan peserta RAFFLESIA 2015 yang dilaksanakan pada
14 Januari 2015, bertempat di lapangan RSS, Fakultas Kehutanan, IPB. Pelepasan
peserta tersebut dimulai dengan menyanyikan
lagu mars rimbawan dan hymne konservasi, lalu sambutan singkat dari ketua
pelaksana, yaitu Achmad
Fajar Pasaribu, yang dilanjutkan dengan sambutan dari ketua Himakova, Idris
Humaedi, sambutan dari
pembina Himakova, Dr. Ir. Abdul Haris Mustari, M.Sc.F, sambutan dari Ketua Departemen, Prof.
Dr. Ir. Sambas Basuni, MS. , dan yang terakhir sambutan dari Dekan Fakultas Kehutanan
yang di wakilkan
oleh Bapak Sony Trison. Setelah itu pelepasan peserta RAFFLESIA 2015 diresmikan
secara simbolik dengan pemukulan gong sebanyak tiga kali oleh bapak Sony
Trison.
Hari Minggu (18/01) pukul 07.30 WIB
para peserta berkumpul di lapangan
parkir DKSHE
lama untuk melakukan persiapan sebelum berangkat dan mengepak logitik individu dan KP yang akan
dibawa. Sebelum
pemberangkatan, dilakukan
pelepasan peserta RAFFLESIA
2015 oleh senior yang berada di tangkaran dan diwakilkan oleh bang Arya KSHE angkatan
45. Selanjutnya peserta RAFFLESIA 2015
yang
berjumlah 85
orang dan telah dibagi ke dalam 3 tim, yaitu tim Cikepuh, Citireum, dan
Cibitung berangkat menuju lokasi. Tim RAFFLESIA Citireum dan Cikepuh
diberangkatkan
menggunakan tiga truk
AURI menuju lokasi sekitar pukul 21.00 WIB. Sedangkan tim RAFFLESIA Cibitung harus
menunda keberangkatan karena adanya peserta yang belum datang. Akhirnya sekitar
pukul 22.15 WIB tim RAFFLESIA jalur Cibitung berangkat menuju lokasi dengan menggunakan satu elf.
Tim
RAFFLESIA Desa Cibitung
Hari senin (19/01), tim
RAFFLESIA dengan tujuan desa Cibitung yang terdiri dari 12 orang, yaitu 8 orang
KPG (Kelompok Pemerhati Gua), 3 orang KPE (Kelompok Pemerhati Ekowisata), dan 1
orang anggota FOKA (Fotografi Konservasi) tiba di Balai Desa Cibitung, Sukabumi
pukul 04.00 WIB. Blok Cibitung hanya terdiri dari tiga KP (Kelompok Pemerhati),
karena pada blok ini di fokuskan untuk mengeksplorasi potensi Wisata Gua yang ada di wilayah Kecamatan Cibitung. Pukul 09.00 WIB tim
menuju tempat camp yang sebelumnya
telah di survey. Perjalanan kurang lebih selama 10 menit untuk mencapai tempat
penginapan dengan menggunakan pick up. Sesampainya di camp, tim memutuskan
untuk segera mengecek barang yang akan di gunakan di lapang dan melakukan briefing
bersama KP masing-masing membahas apa yang akan dilakukan selanjutnya. Setelah
itu rombongan beristirahat
dan menghabiskan
sisa waktu pada hari itu dengan bersosialisasi
dengan warga sekitar, karena pengambilan data akan di mulai esok hari.
Hari Selasa (20/01),
Pada pukul 08.00 WIB tim RAFFLESIA Himakova jalur Cibitung melakukan penelitian
pertama kalinya di Desa Cibitung. pada hari ini penelitian dilakukan bersama-sama antar KPE, KPG
dan anggota FOKA, dengan total 9 orang yang terdiri dari 5 orang KPG, 3 orang KPE,
dan 1 orang anggota FOKA. Perjalanan penelitian kali ini didampingi oleh satu
orang guide yang bernama Supendi, dan diawasi oleh bapak Kepala Dusun Cikored yang bernama Bapak Wawan. Pada hari pertama,
pengambilan data di lakukan pada lima buah gua. Diantaranya yaitu ada Gua Mayit, Gua
Cigerowong, Gua Cikaret, Gua Cigadog dan Gua Cijemblong.
Hari Rabu (21/01), pada
hari ini tim RAFFLESIA Himakova jalur Cibitung dibagi menjadi 2 kelompok kecil
yaitu tim untuk eksplorasi gua dan tim untuk mengaji sosial ekonomi masyarakat.
Tim untuk eksplorasi gua terdiri dari 6 orang KPG dan 1 orang anggota FOKA,
sedangkan tim untuk mengaji sosial ekonomi masyarakat terdiri dari 3 orang KPE.
Agenda KPE pada hari ini terdiri dari dua agenda yaitu pertama mengunjungi
penyuluhan yang diadakan oleh himpunan kelompok tani yang bernama Karya Tani
Merdeka, dan agenda kedua yaitu mengunjungi balai desa untuk mengetahui data
keseluruhan masyarakat desa Cibitung.
Sedangkan, untuk KPG dan FOKA melakukan pengambilan data di empat gua, yaitu
Gua Cirateun, Gua Batu Lawang, Gua Ciguha, dan Gua Bojong Koneng.
Hari Kamis(22/01), pada
hari ini tim RAFFLESIA dibagi lagi kedalam dua jalur seperti hari sebelumnya. KPE
melaksanakan agenda pertama yaitu menemui Kepala Desa Cibitung bapak H. Ijin
Pahrudin untuk wawancara sekaligus meminta surat rekomendasi kunjungan ke dusun
Ciroyom dan Curug Cikaso. Agenda kedua yaitu ikut bergabung dengan KPG untuk
melakukan survey di gua
Cicau yang menurut informasi yang tim dapatkan gua tersebut berpotensi untuk
wisata. Sedangkan dari KPG dan FOKA melakukan pengambilan data di Gua Bojong
Sero yang ternyata tidak dapat di masuki. Selanjutnya KPG dan FOKA memutuskan
melanjutkan perjalan menuju balai desa untuk menjemput KPE yang juga akan
melakukan pengambilan data di Gua Ki’cau yang terletak di Cikuda.
Hari Jumat (23/01), tim
RAFFLESIA Himakova yaitu KPE ikut menghadiri pelaksanaan “Musyawarah Rencana
Pembangunan Desa” (musren bangdes) di Balai Desa Cibitung. Sedangkan KPG dan
FOKA karena hari ini tidak ada agenda pengambilan data, tim memutuskan untuk
mengolah data dan merapikan data-data yang telah di peroleh.
Hari Sabtu (24/01),
pada hari ini seluruh tim RAFFLESIA Himakova melaksanakan kunjungan ke Ciroyom untuk melakukan
pengambilan data potensi wisata dari dusun tersebut. Perjalanan menuju ciroyom
di tempuh dengan menggunakan pick up selama 15 menit, lalu setelah itu dilanjutkan dengan menggunakan perahu selam
kurang lebih 2 jam. Setelah sampai di Ciroyom tim segera melakukan eksplorasi
dengan melakukan wawancara dengan warga. Setelah itu, tim melakukan track back untuk menuju curug Cikaso. Di
curug Cikaso tim juga melakukan eksplorasi dengan mewawancarai pengunjung dan
beberapa pedagang
yang berada di wilayah tersebut mengenai potensi wisata di Curug Cikaso.
Hari Minggu (25/01),
tim RAFFLESIA kembali melakukan pengambilan data di desa Cibitung. Pada hari
ini, KPE dan FOKA melakukan perjalanan menuju desa Calincing untuk pengambilan
data potensi wisata yang ada di sana. Di dalam perjalanan tim melewati jembatan
yang biasa dikunjungi oleh masyarakat untuk melihat keindahan alam sekitar. Tim
juga mengunjungi salah satu tempat penghasil gula merah yang ada di sana.
Setelah itu tim melanjutkan perjalanan
menuju Desa Calincing untuk melihat potensi gua wisata yang ada disana yaitu
Gua Cisurupan dan satu gua lagi yang belum memiliki nama. Sedangkan KPG, pada hari
ini melakukan perjalanan
kembali ke Cikuda untuk melakukan
pengambilan data di Gua Aul. Perjalanan menuju gua Aul cukup jauh sehingga
memerlukan waktu yang cukup lama. KPE dan FOKA kembali ke camp pada saat adzan
magrib yang kemudian tak berapa lama kemudian KPG pun kembali.
Hari Senin (26/01),
pada hari ini karena cuaca yang tidak mendukung, yaitu hujan yang lumayan
lebat, tim RAFFLESIA memutuskan untuk tidak melakukan pengambilan data. Namun,
pada siang hari cuaca kembali normal, beberapa tim memutuskan untuk melakukan
pengambilan data. Beberapa KPG memutuskan untuk melakukan penangkapan kelelawar
sebagai bahan data. Sedangkan, dua orang KPG dan satu orang anggota FOKA
memutuskan kembali ke Gua Aul untuk mencari koordinat titik dari Gua Aul. Namun
tim yang menuju ke Gua Aul tersebut sepertinya kurang beruntung karena di
pertengahan jalan mereka kehilangan arah untuk menuju Gua Aul. Pada saat
pencarian letak Gua Aul mereka menemukan gua
baru yang mereka beri nama gua Unknown. Karena sudah letih mencari-cari jalan
menuju gua Aul yang pada akhirnya tidak dapat ditemukan, tim pun memutuskan
untuk kembali menuju camp.
Hari Selasa (27/01),
beberapa tim RAFFLESIA kembali melakukan pengambilan data. Tim di bagi kedalam
dua jalur, yaitu tiga orang KPG dan satu oaring KPE menuju Gua Aul untuk
kembali mencari titik koordinat dari gua Aul karena hari sebelumnya tim belum
berhasil melakukannya. Jalur selanjutnya yaitu, lima orang KPG menuju Gua
Ki’cau untuk melakukan pengambilan data ulang karena data sebelumnya masih belum lengkap. Namun
sepertinya hari ini masih sama seperti hari kemarin, tim yang menuju Gua Aul
masih belum menemukan keberuntungan. Tim kembali kehilangan jejak menuju gua
Aul, dan karena sudah lelah mencari akhirnya tim memutuskan untuk kembali dan menyusul
tim yang sedang berada di gua Ki’cau. Setelah selesai pengambilan data tim
kembali ke camp sekitar pukul 13.00 WIB.
Hari Rabu (28/01), hari
ini adalah hari terakhir tim RAFFLESIA berada di desa Cibitung. Pada hari ini
tim tidak melakukan pengambilan data, tim memutuskan untuk mengepak
barang-barang dan membersihkan camp. Tim menghabiskan waktu dengan mengobrol dan beristirahat. Pada pukul 19.00 elf yang tim tumpangi pada saat pemberangkatan ke
desa Cibitung kembali menjeput tim untuk membawa tim kembali ke IPB. Setelah
selesai berpamitan dengan warga sekitar camp, tim pun berangkat menuju rumah
bapak kepala desa untuk berpamitan dan menyerahkan cindera mata untuk desa
Cibitung. Selanjutnya, tim pun melanjutkan perjalanan kembali menuju kampus IPB
Darmaga dan akhirnya
sampai sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.
Tim
RAFFLESIA Citireum
Tim RAFFLESIA
tujuan Citireum dan Cikepuh, tiba di resort pada hari Senin (19/01) pukul 05.00 WIB.
Pukul 08.00
WIB dilakukan upacara penyambutan peserta RAFFLESIA 2015 oleh pihak resort di lapangan depan resort. Setelah itu, tim
berangkat menuju lokasi. Tim tujuan Citireum berangkat lebih dahulu, yaitu
sekitar pukul 09.00 WIB dan kemudian disusul oleh tim Cikepuh yang baru diberangkatakan pukul 09.20 WIB.
Rombongan tujuan Citireum yang terdiri dari 8 orang KPM, 8 orang KPB, 6 orang KPH,
5 orang KPK, 5 orang KPF, 2 orang KPE, dan 2 orang anggota FOKA tiba di lokasi camp pukul 13.00 WIB. Sesampainya
di camp, agendanya adalah bersih-bersih dan istirahat. Pukul 19.30 WIB diadakan
briefing bersama pemandu
membahas kondisi sekitar kawasan Citireum. Setiap KP akan didampingi oleh pemandunya masing-masing selama
pengambilan data di lapang, yaitu Bapak Amat untuk KPM, Bapak Agus untuk KPB,
Bapak Tete untuk KPK dan KPH, Abah untuk KPF, dan Bapak Tutur untuk KPE,
sedangkan FOKA hanya mengikuti kegiatan KP lain.
Hari
Selasa (20/01), agenda tim
RAFFLESIA Citireum adalah
melakukan survey beberapa
tempat yang nantinya akan digunakan sebagai tempat pengambilan data untuk KP
masing-masing dan beberapa KP juga sudah melakukan pengambilan data untuk
mengefisienkan waktu.
Hari Rabu (21/01), tim
RAFFLESIA memulai untuk melakukan pengambilan data. KPM yang terdiri dari enam
orang melakukan pengamatan ke Cibuaya untuk mengamati mamalia yang ada di sana. KPM menemukan beberapa jenis
mamalia seperti bajing, monyet ekor panjang, dan lutung. Tim juga menemukan
jejak kaki mamalia yang kemudian di cetak menggunakan gypsum. Setelah itu KPM
melakukan track back untuk kembali ke camp, sampai di camp pada pukul 18.00
WIB. KPH melakukan pengamatan hari pertama
di Hutan Solokkan Bokkor, dalam pengamatan ini dijumpai 4 jenis reptile.
Dalam pengamatan pertama,
terrestrial, tim tidak menjumpai amfibi.
KPB melakukan
pengamatan pagi hari di daerah dataran rendah dengan metode Daftar Jenis
MacKinnon. Pada sore harinya tim melakukan pengamatan di daerah terbuka yang di
dapat sekitar 20 jenis burung. KPK yang di damping dengan satu orang dari tim
FOKA, melakukan pengamatan pada tipe habitat riparian. Pengamatan dilakukan dengan
menggunakan metode transek
yang menemukan tiga jenis kupu-kupu. KPF, melakukan pengambilan data analisis vegetasi di hutan dataran rendah dengan plot
persegi sebanyak 20 plot. Jenis pohon yang ditemukan didominansi oleh jenis kepuh,
beurih, hari kukun, dan bisoro. Untuk KPE, melakukan
pengambilan data yang di lakukan dengan meyusuri pantai ujungan tepatnya ke
arah selatan sampai perbatasan kawasan Suaka margasatwa Cikepuh, yaitu muara
Cipanarikan. Kawasan ini berbatasan langsung dengan Desa Pangumbahan
yang terkenal akan keberadaan
penyunya yang dijadikan sebagai objek wisata.
Hari Kamis(22/01),
tim RAFFLESIA kembali melakukan pengambilan data dan beberapa anggota ada yang melakukan piket harian di camp. KPM hari
ini melakukan pengamatan ke arah selatan camp dengan menggunakan bantuan GPS. KPM hanya menemukan bajing
karena vegetasi hanya berupa bambu-bambuan. KPM tidak melakukan pengamatan sore
karena cuaca sedang hujan. Beralih ke KPB yang melakukan
pengamatan di daerah riparian.. Pada
pengamatan pagi, KPB berhasil menemukan burung takur
ungkut-ungkut. Sore harinya KPB melakukan pengamatan di lahan terbuka dan menemukan beberapa jenis burung, yaitu, kerak kerbau, punai pengantin,
dan layang layang batu.
Pada
hari ini KPH melakukan pengamatan di jalur terrestrial kedua di hutan citireum yang lokasinya paling dekat dengan
camp. Pada pengamatan ini dijumpai 1 jenis amfibi dan 2 jenis reptil. KPK
melakukan pengamatan di lahan
terbuka. Pada hari ini cuaca cukup cerah sehingga jenis kupu-kupu yang berhasil ditemukan juga cukup banyak. Untuk KPF, hari ini
melakukan pengambilan data analisis vegetasi di hutan pantai sebanyak 20 plot persegi. KPF berhasil menemukan jenis anggrek tanah yang banyak
terdapat di lokasi tersebut. Sedangkan KPE yang di temani
dengan satu orang dari tim FOKA melakukan pengamatan menuju gunung karang untuk
membuktikan akan adanya gua karang. Namun setelah di lihat lebih lanjut, gua
tersebut lebih mirip dengan gua karst.
Hari Jumat (23/01), tim
RAFFLESIA dari KPM melakukan pengamatan di Cibulakan. Pengamatan dilakukan
dengan melakukan pengukuran suhu dry-wet di pinggiran sungai. Mamalia yang di
jumpai yaitu bajing dan monyet ekor panjang. Pada saat pengamatan sore hari
mamalia yang di jumpai hanyalah monyet ekor panjang. Pengamatan malam dilakukan
pada saat perjalanan pulang dan ditemukan mamalia musang bulan. KPH melakukan
pengamatan yang dilakukan pada jalur akuatik, yakni di lokasi sungai cikopo yang
letaknya paling jauh dari camp yang ditempuh dengan tracking selama kurang lebih 30 menit
lamanya. Pada pengamatan kali ini, 5
jenis herpetofauna (3 jenis
reptil dan 2 jenis amfibi) berhasil ditemukan selama pengamatan serta 2 jenis reptil yang
dijumpai di luar waktu pengamatan, yaitu pada saat track back.
Untuk KPB melakukan
pengamatan di lahan terbuka dan jenis burung yang mendominasi adalah merbah
cerukcuk. Adapun sebagian list baru yaitu, kipasan belang, bentet kelabu, dan
elang alap nipon. Pada pengamatan sore hari hanya ditemukan sedikit jenis
burung. Namun KPB menemukan sarang burung campeor atau burung pelanduk topi
hitam. Keunikan sarang burung ini adalah sarang yang hampir rata dengan tanah
dengan bahan pembuat sarang terbuat dari daun bambu yang sudah kering. KPK
melakukan pengamatan habitat hutan sekunder. Pada pengamatan kali ini tim menemukan beberapa jenis baru
KPF melakukan analisis vegetasi 20
plot di hutan dataran rendah
kembali dengan perjalanan kurang lebih sejauh 8 km menyusuri
pantai untuk sampai di daerah
yang dikenal dengan nama ombak tujuh. Jenis yang paling dominan di lokasi tersebut adalah kepuh, tangkolo, dan
beurih.
Untuk KPE sendiri hari hanya
melakukan pengolahan data di camp.
Hari Sabtu (24/01), KPM
melakukan pengamatan hari keempat
berangkat pukul 07.00 WIB yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok 1 ke
arah resort (Cikopo) dan kelompok 2
di sekitar muara dengan didampingi guide. Mamalia yang berhasil dijumpai, yaitu monyet ekor panjang dan lutung. Sedangkan pada pengamatan malam,
mamalia yang di jumpai, yaitu
musang bulan dan kukang. KPB pada hari ini melakukan pengamatan di dataran rendah dengan list yang baru
pada hari ini adalah sikatan bubik, tangkar cetrong, tikusan ceruling, elang
laut perut putih, dan jalak cina. Pengamatan kali ini KPB di temani oleh satu orang anggota FOKA. Pada
pengamatan sore hari, KPB berhasil menjumpai burung
kangkareng perut putih sebanyak 8 ekor yang sedang terbang.
Untuk KPH sendiri
melakukan pengamatan pengulangan pada tempat sebelumnya, yaitu di
Hutan Solokkan Bokkor, Pada pengulangan pertama, KPH berhasil menemukan
jenis yang berbeda dari pengamatan sebelumnya,
yakni Boiga nigriceps, Bunglon Surai (Bronchocela jubata), dan
Ular Lidah Api (Dendrelaphis pictus). KPK melakukan pengamatan
pengulangan untuk hari pertama. Pada pengamatan
pengulangan ini, jenis kupu-kupu yang
ditemukan hanya sedikit. Sedangkan
hari ini KPF masih
melakukan pengambilan data analisis vegetasi sebanyak 10 plot sambil melakukan eksplorasi, yaitu
mengambil bahan herbarium, baik buah maupun daun dan menanyakan nama lokal
serta kegunaan jenis tersebut kepada pemandu.
Hari
Minggu (25/01), pengamatan hari ke-5 KPM di bagi menjadi 2 kelompok
yaitu kelompok 1 melakukan wawancara sosial ekonomi ke pos nelayan (Ombak
Tujuh) dan kelompok 2 ke sekitar muara untuk analisis habitat lutung. KPB pada
hari ini melakukan pengamatan di lahan terbuka. Hasil dari pengamatan yaitu tim
berhasil mendokumentasikan burung julang emas. Pada pengamatan sore, hasil yang
di dapatkan yaitu, cerek kernyut, trinil pantai, cerek jawa, dan kuntul karang.
Untuk KPH, hari ini melakukan pengamatan pengulangan di tempat ke dua yaitu di lokasi hutan citireum, pada
pengulangan kedua ini tidak dijumpai jenis baru yang berbeda dengan pengamatan
sebelumnya yang dilakukan di jalur yang sama.
KPK
melakukan pengamatan pengulangan untuk H2 pengamatan di tipe
habitat lahan terbuka. Pada pengamatan di tipe habitat ini banyak ditemukan kupu-kupu jenis Papilio peranthus. Sedangkan
KPF
melakukan eksplorasi dan analisis habitat menggunakan 2
plot lingkaran untuk pohon
kepuh dan 1
plot lingkaran untuk pohon
cantigi laut atau yang lebih dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Sentigi ke
daerah ombak tujuh.
Hari Senin (26/01), tim
RAFFLESIA masih berlanjut untuk melakukan pengambilan data. KPM melakukan
pengamatan hari keenam masih menggunakan jalur yang sama. Kelompok 1 mengecek mistnet di gua dan kelompok 2 mencari
lutung. KPB melakukan pengamatan pagi yang menghasilkan penemuan burung kadalan
birah yang sedang bertengger sehingga para pengamat dengan mudah dapat belajar mengidentifikasi
burung tersebut. Tidak ada list baru dalam pengamatan hari ini namun ini bermanfaat
untuk melatih keahlian pegamatan burung untuk angkatan yang baru.
KPH hari ini melakukan
pengamatan pengulangan kedua dilakukan
pada jalur akuatik jenis yang dijumpai yang berbeda dibanding pengamatan
sebelumnya antara lain : Bancet Hijau (Occidozyga lima), Ular Viper
Pohon (Cryptelytrops albolabris) , dan Biawak Air Asia (Varanus
salvator). Untuk KPK melakukan pengamatan pengulangan
untuk H3 pengamatan di tipe habitat hutan sekunder. Pada pengamatan kali ini
kupu-kupu yang di dapatkan hanya sedikit karena kendala cuaca yang sedang
hujan. Sedangkan
KPF hari ini
melakukan analisis habitat langkap sebanyak 2 plot lingkaran. Menurut informasi,
langkap merupakan pakan untuk badak. Oleh karena itu, SM Cikepuh hingga saat
ini masih diteliti untuk kesiapannya sebagai habitat sekunder badak jawa yang
berada di ujung kulon.
Hari Selasa (27/01), KPM melakukan pengamatan tambahan yang
hanya diikuti oleh anggota CKPM 50. Lokasi pengamatan di seberang muara arah resort. Mamalia yang ditemukan hanya
bajing karena vegetasi yang ada hanya bambu-bambuan. Siangnya beberapa KPM
kembali melakukan analisis habitat lutung. KPB melakukan pengamatan tambahan ke
lahan riparian.
Hasilnya tidak ada list baru dalam pengamatan ini namun, beruntung dapat
melihat secara langsung sepasang
burung
cica daun sayap biru yang
jarang terlihat di hutan. Untuk KPH dan
KPF sudah
tidak melakukan pengambilan data
di lapang, hari ini digunakan untuk merekap data. Sedangkan KPK melakukan
pengamatan pengulangan di daerah lahan terbuka dan mencoba untuk mengeksplor lahan terbuka di
tempat lain dan hasilnya di temukan beberapa jenis baru.
Tim
RAFFLESIA Cikepuh
Hari Senin
(19/01), tim RAFFLESIA dengan tujuan Cikepuh
yang terdiri dari 8 orang KPM, 8 orang KPB, 6 orang KPH, 5 orang KPK, 5 orang KPF,
3 orang KPE, dan 2 orang anggota FOKA tiba di tempat camp pada pukul 17.30 WIB.
Setelah itu tim beristirahat. Pada hari berikutnya yaitu Selasa (20/01), tim
melakukan survey tempat yang akan di gunakan sebagai tempat pengamatan dan
pengambilan data.
Hari
Rabu (21/01), semua tim RAFFLESIA Cikepuh
memulai
pengamatan dan pengambilan data. KPM melakukan pengamatan hari pertama yang di
lakukan di Cikalapa. Pengamatan pagi menghasilkan penemuan mamalia seperti, bajing, lutung, musang bunga, dan
jelutung. Pada pengamatan sore tim menemukan bajing, lutung, dan monyet ekor
panjang. Pad malam harinya tim hanya berhasil menemukan musang bunga.
KPB
melakukan pengamatan yang
dimulai dari tanggal 20-27 januari 2015 dengan waktu pengamatan pagi pada pukul
05.30-10.00 WIB dan sore hari pada pukul 14.30-17.00 WIB.
Pengamatan dilakukan di tiga jalur, yaitu
jalur cikalapa, tegal sabuk dan jalur sungai cikepuh menggunakan metode Daftar
Jenis MacKinnon dan Metode IPA (Index Point of Abundance).
Hasil pengamatan burung yang dilakukan
selama kurang lebih tujuh hari diantaranya, burung takur dari spesies
tulungtumpuk, tenggeret maupun tohtor merupakan burung yang paling dominan tim
temui begitupun jenis punai yang banyak ditemui bertenggerr dalam satu pohon. Tim menemukan tiga jenis raptor diantaranya elang
ular bido, elang laut perut putih, dan alap-alap capung. Dua jenis bucerotidae
sempat tim temui yaitu Julang emas dan Kangkareng Perut-putih dan total jenis
burung yang didapatkan di blok cikepuh berjumlah 55 jenis.
KPH
melakukan pengamatan pertama yang dilakukan pada jalur terrestrial 1, pada jalur ini tim
menemukan 3 jumlah jenis yakni Gecko gecko, Cyrtodactylus fumosus, dan
Kaloula baleata. KPK melakukan pengamatan pertama di habitat riparian
dengan menyusuri sungai Cikepuh mencari keberadaan dan keanekaragaman dari kupu
- kupu. Untuk KPF melakukan pengambilan data analisis vegetasi yang di lakukan
dengan menggunakan 20
plot persegi dan berhasil menemukan
beberapa jenis anggrek. Sedangkan KPE melakukan pengamatan pertama mereka
dengan menyusuri pinggiran pantai dan karang dengan tujuan pulau Keris.
Hari
Kamis (22/01), KPM melakukan pengamatan di jalur kedua. Pengamatan pada hari
ini membawa hasil penemuan mamalia yang tidak jauh berbeda dari kemarin. Diantaranya yaitu tupai, jelarang, dan juga ditemukan jejak babi hutan. KPH
melakukan pengamatan di jalur akuatik. Pada pengamatan ini ditemukan sebanyak 5
jenis yang terdiri dari 4 jenis reptil dan 1 jenis amfibi. Reptil yang
ditemukan berupa Cyrtodactylus fumosus,
Trimesurus albolabris, Gekko gecko dan Ahaetula
prasina. Jenis amfibi yang ditemukan yaitu Limnonectes macrodon, umumnya jenis ini ditemukan di dekat aliran
air. sedangkan untuk jenis-jenis reptil yang ditemukan berada di batang kayu,
daun dan di dinding tebing.
KPK
melakukan pengamatan kedua di habitat terbuka yaitu di sekitar pantai
Cibulakan. Di pengamatan kedua, didapatkan jenis antara lain yaitu jenis Ideopsis juventa. KPF melakukan pengambilan data analisis vegetasi
seperti hari sebelumnya dengan jalur
yang berbeda. Sedangkan KPE melakukan pengamatan yang melewati
jalur utara yang dilalui menyusuri pantai dan karang menuju gugusan bernama
Karang Naya.
Hari Jumat (23/01), KPM
melakukan pengamatan menuju Tegal Sabuk yaitu jalur pengamatan ketiga. Untuk KPH
melakukan pengamatan pada jalur terrestrial
kedua. Pada jalur ini didapatkan penambahan jenis baru untuk reptil yakni Cyrtodactylus marmoratus. Jumlah jenis
yang ditemukan hanya sebanyak 3 jumlah jenis yang terdiri dari 1 jenis amfibi
dan 2 jenis reptil pada saat pengamatan, yakni Gecko gecko, Limnonectes macrodon dan Cyrtodactylus marmoratus. Namun ketika melakukan track back pada jalur ini ditemukan seekor
ular viper pohon yang berukuran kecil sedang melata di batang bambu. Pada hari
ketiga ini tidak didapatkan hasil pada peletakkan trap.
KPK melakukan
pengamatan di habitat hutan tertutup. Hasilnya lebih sedikit dibandingkan
dengan di habitat riparian dan di habitat terbuka. KPF masih melakukan pengambilan data analisis vegetasi
seperti hari sebelumnya dengan jalur
yang berbeda. Sedangkan KPE melakukan pengamatan di jalur
terakhir yang dilalui,
yaitu menuju ke arah hutan, dengan tujuan Tegal Sabuk dengan jalur yang dilewati adalah susur
sungai melewati bebatuan sungai
dan padang
rumput yang tumbuh diatas bebatuan karang seluas beberapa hektar dan
berbukit-bukit.
Hari Sabtu (24/01), KPM
melakukan pengamatan yang merupakan pengulangan dari pengamatan jalur pertama
dengan penemuan mamalia yang tidak berbeda dengan pengamatan pertama. KPH
melakukan pengamatan yang merupakan
pengulangan pada jalur terrestrial
1. Namun pada siang harinya tim mendapatkan data tambahan berupa seekor ular Dendrelaphis pictus yang sedang melata
di karang dan seekor Eutropis
multifasciata yang secara tidak sengaja masuk ke dalam tenda salah satu
anggota ekspedisi.
KPK melakukan
pengamatan pengulangan dari pengamatan pertama, pengamatan pengulangan pertama
di habitat riparian dengan menyusuri sungai Cikepuh mencari keberadaan dan
keanekaragaman dari kupu – kupu. Kupu-kupu yang di dapatkan lebih sedikit dari
hari pertama, namun berhasil menangkap spesies baru. Sedangkan KPF masih melakukan pengambilan data analisis vegetasi
seperti hari sebelumnya dengan jalur
yang berbeda.
Hari Minggu (25/01), KPM
melakukan pengamatan ulangan dari pengamatan di jalur Tegal Sabuk. Pada
pengamatan kali ini tim menemukan babi hutan dan ayam serta jejak cakaran
kucing hutan di pohon. KPH melakukan pengamatan yang dilakukan di Sungai
Cikepuh, pada pengamatan ini terdapat penambahan jenis pada reptil yakni ular Boiga nigriceps. Namun bila dilihat dari
jumlah jenis, tim hanya menemukan sebanyak 5 jenis reptil dan tidak ditemukan jenis amfibi.
KPK melakukan
pengamatan di hutan terbuka, tim menyusuri pantai Cikepuh. Sangat sedikit
sekali spesies yang ada disana. KPF melakukan eksplorasi dan juga menganalisis
habitat dari pohon kepuh sebanyak 2 plot lingkaran serta analisis vegetasi pohon cantigi laut sebanyak 1 plot.
Hari Senin (26/01), KPM
melakukan pengambilan data
terakhir dengan jalur yang tim ambil adalah jalur
kedua. Pada pengamatan kali ini, tim pengamat yang dikerahkan yaitu dari
angkatan 50 ditemani
ketua KPM untuk mengawasi jalannya pengamatan. Tim berhasil menemukan jelarang, bajing, dan tupai. KPH melakukan Pengamatan
pada hari ke-enam merupakan ulangan pada jalur terrestrial 2. Pada pengamatan ini hanya
ditemukan dua jumlah jenis antara lain Trimesurus
albolabris dan Gecko gecko. Pada
jalur ini jenis yang mendominasi merupakan Gecko
gecko yang ditemukan sebanyak 7 individu dan umumnya ditemukan di batang
kayu.
KPK melakukan
pengamatan pengulangan pengamatan ketiga, pengamatan di habitat hutan tertutup.
Sedikit sekali kupu-kupu yang tim dapatkan, namun tim mendapatkan spesies
kupu-kupu baru. Sedangkan KPF
melakukan eksplorasi dan analisis
habitat pada pohon kepuh.
Hari Selasa (27/01), KPM, KPH, dan KPF sudah tidak melakukan pengambilan data
dilapang dan menggantinya dengan merekap data yang telah
di peroleh. Sedangkan KPK masih melakukan pengamatan pengulangan di hutan
terbuka pantai cikepuh, namun karena spesiesnya hanya sedikit, akhirnya tim memutuskan untuk merakap
data.
Tim
RAFFLESIA Citireum dan Cikepuh
Hari Rabu (28/01),
seluruh tim RAFFLESIA baik yang berada di Citireum maupun Cikepuh melakukan
operasi semut dan
packing barang karena pengambilan data telah usai dan akan dilanjutkan untuk
kembali ke resort. Pada pukul 08.00 WIB tim Cikepuh berangkat menuju resort dan
sampai di resort pada pukul 15.00 WIB. Sedangkan tim Citireum berangkat menuju
resort pada pukul 09.00 WIB dan sampi pada pukul 12.00 WIB. Seluruh tim
RAFFLESIA Citireum dan Cikepuh akhirnya
berkumpul kembali dan beristirahat di resort serta melakukan
briefing untuk kegiatan yang akan di lakukan esok hari.
Hari Kamis (29/01), tim RAFFLESIA 2015 dibagi menjadi dua tim, yaitu tim pemateri
pendidikan konservasi ke SD dekat resort dan tim pewawancara mengenai sosial
ekonomi dan etnobiologi ke masayarakat sekitar resort.
Pendidikan konservasi yang diberikan berupa pengenalan
kawasan konservasi dan peningkatan kesadaran siswa akan arti penting keberadaan
satwa dan tumbuhan di bumi ini dengan sasaran siswa kelas 5 dan 6 SDN Jaringao.
Sedangkan tim yang mewawancarai masyarakat mengambil data mengenai sosial-ekonomi serta etnobotani dan
etnozoologi. Tim
RAFFLESIA 2015 akhirnya meninggalkan resort dengan menggunakan tiga buah truk
AURI pukul 14.00 WIB dan sampai kembali di kampus IPB Darmaga pukul 21.00 WIB
dalam keadaan selamat dan disambut oleh teman-teman dan senior di tangkaran.
Big thanks to Allah SWT.
Terima kasih untuk Himakova,
DKSHE, IPB, donatur/sponsor, dan pihak
resort yang telah memberikan dukungan sehingga kegiatan ini dapat
terlaksana dengan baik. Terima kasih kepada para
pemandu yang telah
bersedia dengan sabar menemani
kami dalam
pengambilan data di lapang. Terima kasih untuk seluruh
tim RAFFLESIA
2015 atas kerja sama
dan kebersamaannya selama 10 hari ini, suka duka yang kita alami di lapang semoga
dapat dijadikan sebuah pelajaran hidup yang tidak terlupakan, semangat berjuang terus di dunia
kehutanan kawan!!!
:D
Semangat!
BalasHapus