Sabtu,
15 November 2014 Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
(HIMAKOVA) Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor sukses menggelar Seminar
Nasional Himakova ‘Ranah Nusantara’ di Auditorium Toyib Hadiwijaya IPB. Seminar
ini bertujuan untuk
mempublikasikan hasil ekspedisi Himakova, berbagi pelajaran dan pengalaman
selama di lapang, menanamkan jiwa konservasi kepada generasi muda untuk
melestarian keanekaragaman hayati dan ekosistemnya serta memberikan gambaran
mengenai potensi kawasan sebagai bahan pertimbangan pengelolaan kawasan.
Tema yang
diangkat pada seminar tahun ini ialah “Mengungkap
Pesona Keanekaragaman Hayati serta Kearifan Lokal Indonesia untuk Membangun
Kepedulian terhadap Kekayaan Alam Nusantara”. Dalam seminar kali ini
memiliki konsep perpaduan antara konservasi, budaya dan nasionalisme. Adapun sasaran dari kegiatan ini berjumlah 300 peserta yang terdiri dari mahasiwa
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, mahasiswa Fakultas
Kehutanan, mahasiswa IPB, undangan, dan umum beserta pengisi acara yang terdiri
dari dosen DKSHE, pihak BKSDA, dan pihak Balai Taman Nasional.
Kegiatan
seminar ini terdiri dari presentasi hasil ekspedisi dan diskusi interaktif,
pemutaran film dokumenter, pameran hasil ekspedisi, dan penampilan hiburan. Kegiatan
ini dimulai pukul 08.00 wib dengan suguhan penampilan Tari Saman oleh IMTR Aceh
dan dibuka secara resmi dengan pemukulan gong oleh Direktur Kemahasiswaan IPB sekaligus
dosen DKSHE yakni Bpk Dr. Ir. Rinekso Soekmadi M.Sc F.Trop. “Kegiatan lapang
yang rutin dilakukan oleh Himakova tidak hanya mendukung hard skill, namun juga dapat membentuk karakter” ujar beliau.
Sebelum
memasuki sesi inti, tim panitia telah menyiapkan penampilan istimewa
persembahan dari Komunitas Pelangi Impian Gambung berupa kesenian khas sunda.
Komunitas ini ialah komunitas yang dibentuk oleh para pemuda Gambung yang terdiri
dari anak-anak di sekitaran gambung yang juga merupakan lokasi ekspedisi
Rafflesia 2014. Berdirinya komunitas ini berawal dari rasa kepedulian terhadap
pendidikan dan sesama. Dalam komunitas ini mereka belajar, bermain, dan berbagi
tentang banyak hal. “Ningali Barudak Gambung teh asa jadi sono ka Gambung” ujar
Tohir selaku peserta Rafflesia 2014.
Presentasi
hasil dan diskusi interaktif terbagi kedalam 2 sesi. Sesi pertama ialah Eksplorasi Fauna, Flora, dan
Ekowisata Indonesia (RAFFLESIA) yang telah dilaksanakan di Cagar Alam Gunung
Tilu Bandung pada tanggal 22 Januari-1 Februari 2014. Adapun tema pada sesi 1 ialah “Keanekaragaman
Hayati sebagai Modal dalam Pengembangan Pendidikan Konservasi di Cagar Alam
Gunung Tilu Bandung”. Selain menampilkan hasil ekspedisi, pada sesi 1 ini
juga disampaikan pemaparan mengenai
Master Plan Himakova yakni Kampus Bodiversitas (Kambio) oleh Bapak Dr. Ir
Abdul Haris M.ScF. Adapun narasumber lain yang terlibat diantaranya, Dr. Ir.
Siti Badriyah R. (Dosen Bagian Analisis Spasial dan Jasa Lingkungan Departemen
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fahutan IPB), H. Siswoyo S.Hut (Kepala Bagian SKW III Balai Besar Konservasi
Sumber Daya Alam Jawa Barat), dan Ir. Latipah Hendarti M.Sc (Ketua Detara
Foundation dan Pendiri Rimbawan Muda Indonesia). “Dengan nol rupiah, data dan
informasi yang didapatkan oleh Himakova hampir sebanding dengan expert yang nilainya
berjuta-juta” ujar Pak Siswoyo.
Sedangkan
sesi kedua ialah ekspedisi Studi Konservasi Lingkungan (SURILI) yang telah dilaksanakan di Taman Nasional Aketajawe
Lolobata Pulau Halmahera Provinsi Maluku Utara pada tanggal 2-24 Juli 2014, dengan tema “Menggali Potensi Keanekaragaman Hayati dan Budaya Masyarakat Adat di Taman Nasional Aketajawe Lolobata, Provinsi
Maluku Utara”. Adapun narasumber yang terlibat dalam sesi kedua
diantaranya, Dr. Meti Ekayanti S.Hut (Dosen Bagian Ekonomi Lingkungan Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan IPB), Sadtata
Noor Adirahmanta S.Hut MT (Kepala Balai Taman Nasional Aketajawe Lolobata), Dr.
U. Mamat Rahmat S.Hut MP (Kepala Seksi Pengembangan Sumberdaya Genetik Bagian
Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementrian Kehutanan), dan Ir. Erna Rosdiana M.Si (Kepala Sub
Direktorat Bina Cinta Alam (BCA) Direktorat PJLKKHL). “Ekspedisi ini memperkuat
taman nasional yang membutuhkan tenaga teknis, selain belajar mahasiswa juga
dapat memanfaatkan taman nasional sebagai laboratorium” ujar Ibu Erna.
Kedua
sesi tersebut berjalan dengan suasana diskusi yang aktif dan konstruktif. Sebagian
besar pertanyaan yang diajukan oleh
peserta dipicu oleh rasa penasaran yang mendalam sehingga dapat menghidupkan
ruang diskusi yang membangun serta tanggapan yang diberikan pun sangat positif
terhadap kegiatan ini. “Kemampuan mahasiswa Indonesia tidak kalah baiknya
dengan mahasiswa asing, hanya saja kita kurang dalam hal publikasi. Maka dari
itu diperlukan kolaborasi dan peran orang lain untuk menghasilkan sebuah karya”
ujar Kak Ika selaku peserta seminar. Kegiatan ini ditutup oleh penampilan Riadi
Antasa (Alumni Fakultas Kehutanan angkatan 46) yang menyanyikan 3 buah lagu,
satu diantaranya lagu khas Sunda yang di arrangement
menjadi pop yakni Bubuy Bulan.
Selain
seminar nasional, hasil dari kedua ekspedisi tersebut juga akan dipublikasikan
dalam laporan ilmiah, laporan semi populer, dan film dokumenter. Terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu terselenggaranya seluruh rangkaian
ekspedisi dan kegiatan seminar ini. Tetap dan teruslah Berkarya Sepenuh Jiwa
dan Berbakti Sepanjang Masa. Salam Konservasi!
“Seminar
ini bukan sekedar kegiatan publikasi hasil, namun menjadi saksi perjalanan kami
mengarungi bumi parahiangan dan menelusuri keindahan timur Indonesia” ujar
Eterna yang berkesempatan mengikuti kedua ekspedisi Himakova. #ProudSemnas2014
Jayalah Himakova!
BalasHapus