Kelompok
Pemerhati Burung (KPB) “Perenjak” Himakova, Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor kembali menambah list jenis
burung yang terdapat di kawasan
kampus IPB Dramaga. Lokasi
ditemukannya jenis baru ini terletak di kawasan
perumahan dosen Kampus IPB
Dramaga dengan kondisinya yang asri dan memiliki
beragam jenis vegetasi serta terdapat
ekositem alami yang
bersebelahan dengan perumahan dosen tersebut merupakan salah satu faktor banyak
ditemukannya
jenis burung di lokasi ini.
Spesies
baru
yang ditemukan adalah Jalak tunggir-merah (Scissirostrum dubium) atau populer
dengan nama rio-rio. Anehnya
burung jenis ini merupakan jenis yang keberadaannya secara alami di daerah Jawa
Barat perlu dipertanyakan. Burung jenis ini merupakan burung endemik dari pulau Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya, seperti Lembeh, Buton, Bangka, Kepulauan Togian, dan Kepulauan
Banggai (Peleng, Banggai).
Menurut kesaksian Mundar (anggota
KPB “Perenjak” Himakova) , jenis ini teramati di dalam kampus pada sabtu sore (18/1)
dan jum’at sore (31/1) , “Burung ini terlihat terbang dan hinggap mengikuti jenis
Cucak kutilang yang keberadaannya lumrah di kampus“. Penemuan serupa juga
pernah tercatat pada tahun 2005 di daerah Subang Jawa barat dan populasinya telah
berkembang pesat saat itu karena telah diperkirakan berada di tempat tersebut
selama 20 tahun (Dishut Jabar). Namun keberadaannya di kampus IPB dapat
dikatakan baru, berdasarkan arsip
data monitoring KPB di kampus, jenis ini tidak pernah terlihat sampai
saat ini. Gian, Ketua KPB “Perenjak” Himakova memperkirakan,burung jenis ini
merupakan burung peliharaan yang lepas dan berkeliaran di lingkungan perumahan
dosen IPB dramaga dan sekitarnya. Hal ini dikarenan jumlah yang tercatat saat
perjumpaan hanya 1 ekor, selain itu jenis ini merupakan jenis yang diminati
sebagai burung peliharaan karena suara kicauannya dan gaya tariannya saat
berkicau yang unik.
Jalak tunggir-merah memiliki ciri
Warna hitam pada tubuhnya menyerupai warna bulu jalak kerbau. Hanya bagian
tunggir dan paruhnya saja yang berbeda. Paruhnya berwarna kuning dan kotras
dengan warna bulunya, sedangkan tunggir atau bagian belakang tempat tumbuhnya
bulu ekor berwarna merah. Warna merah ini muncul hingga bagian di atas
perbatasan punggung dan pangkal ekor.
Jenis ini juga diketahui memiliki
tingkat adaptasi yang tinggi, suka hidup dalam kelompok dan merupakan jenis
pemakan serangga dan buah. Jika jenis ini bertahan di kampus dan dapat
beradaptasi dengan lingkungan kampus maka akan dapat dimungkinan bahwa burung
ini akan dapat bertahan dan menekan keberadaan populasi dari jenis asli yang
memiliki kesamaan dalam hal makan atau pemakaian sumberdaya lainnya.
IQBAL
ALI AKBAR
Anggota KPB "Perenjak" Himakova IPB
0 comments:
Posting Komentar