Bogor – Kultur
jaringan mempunyai prospek yang besar dalam hal budidaya tanaman. Tak ayal, Kelompok
Pemerhati Flora (KPF) “Rafflesia” Himakova IPB mengadakan rangkaian pelatihan
kultur jaringan. Pelatihan ini dikhususkan untuk para anggota KPF “Rafflesia”. Rangkaian
pertama berupa teori dan praktek kultur jaringan, Ahad (31/3). Sedangkan
rangkaian kedua berupa seminar kultur jaringan, Sabtu (13/4). Rangkaian
pelatihan bertempat di Ruang Seminar ABT Fahutan IPB.
Pelatihan
pertama diisi oleh Ibu Ir. Hapsiati sebagai pemilik Esha Flora. Esha Flora
adalah sebuah perusahaan skala rumah tangga yang bergerak di bidang kultur
jaringan. Beliau mengajarkan prosedur bagaimana mengkultur suatu tanaman. Beliau
juga mengenalkan bahan dan alat yang digunakan. Serta beliau menjelaskan bagaimana
membuat labotarium kultur jaringan skala rumah tangga.
Ternyata
mungkultur jaringan tanaman tidaklah sulit dan hanya membutuhkan lima tahap.
Tahap pertama adalah pengambilan eksplan. Eksplan bisa didapatkan dari beberapa
bagian tubuh tanaman yang masih muda. Kedua adalah proses inisiasi kultur.
Yaitu proses pensterilan eksplan agar terbebas dari kontaminan. Setelah
dilakukan inisiasi, maka tahap berikutnya adalah multiplikasi atau perbanyakan
bahan tanaman. Keempat adalah tahap pemanjangan tunas, induksi, dan
perkembangan akar. Kemudian setelah tunas tumbuh cukup besar, maka tahap
terakhir adalah aklimatisasi atau proses pemindahan tunas dari dalam botol ke
luar.
Selesai
memberikan materi, Bu Hapsiati memberikan kesempatan kepada peserta untuk
bertanya. Lalu dilanjutkan dengan pelatihan penyerbukan bunga anggrek. Nuraini
Annisa Muslim menjadi peserta beruntung yang mendapatkan kesempatan mencoba mempraktekkan
penyerbukan tersebut. Setelah itu ada pembagian doorprize dan dilanjutkan
dengan ishoma (istirahat-sholat-makan).
Pelatihan
dilanjutkan dengan praktek di Labotarium Kultur Jaringan Konservasi Tumbuhan
Obat milik DKSHE setelah makan siang. Pada praktikum ini peserta diberikan
kesempatan untuk mencoba tiga tahapan dalam mengkultur jaringan. Tahapan
tersebut adalah pembuatan media kultur, multiplikasi, dan aklimitisasi. Praktek
siang itu mengakhiri agenda pelatihan tahap pertama.
Seminar kultur
jaringan sebagai tahap kedua rangkaian pelatihan dimoderatori oleh Nardy Norman
Najib. Sementara itu pengisi seminar adalah Bapak Ir. Edhi Sandra, M.Si, suami
dari Ibu Hapsiati sekaligus dosen di DKSHE. Dalam seminarnya Bapak Edhi
berpesan agar ilmu yang diberikan bisa bermanfaat dan semakin mendekatkan kita
kepada Allah SWT.
“Pelatihan ini
membangkitkan jiwa menanam dan merubah pola pikir generasi muda bahwa menanam
tidak selamanya kotor. Kultur jaringan juga sebagai alternatif menanam untuk
meningkatkan biodiversitas untuk Indonesia di masa mendatang,” kata Aldira
Noval Nasution selaku ketua pelaksana saat diwawancarai, (13/4).
Oleh: Yusuf Muhammad
Assalam Mu'alaikum!
BalasHapusKira2 kapan lagi ada pelatihan KULJAR untuk skala Rumah tangga?
berapa biayanya?
berapa hari Pelatihannya?
Trima kasih atas tanggapannya, Salam Sukses!
By.Bpk Joa