Senin, 09 Februari 2015

EKSPLORASI FAUNA, FLORA, dan EKOWISATA DI INDONESIA (RAFFLESIA) 2015

EKSPLORASI FAUNA, FLORA, dan EKOWISATA DI INDONESIA (RAFFLESIA) 2015
di SM Cikepuh dan Desa Cibitung, Sukabumi, Jawa Barat
(19 – 29 Januari 2015)

Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, telah melaksanakan salah satu program kerja unggulannya, yaitu Eksplorasi Fauna, Flora, dan Ekowisata di Indonesia (RAFFLESIA) 2015 dengan tema “Eksplorasi Keanekaragaman Hayati di Suaka Margasatwa Cikepuh dan Potensi Wisata Karst di Sekitar Suaka Margasatwa Cikepuh, Sukabumi, Jawa Barat”  yang dilaksanakan pada 19-29 Januari 2015 di kawasan Suaka Margasatwa Cikepuh dan Desa Cibitung, Sukabumi, Jawa Barat. Kegiatan ini di ikuti oleh 8 Kelompok Pemerhati yaitu KPM, KPB, KPH, KPK, KPF, KPG, KPE, dan FOKA.
Kegiatan ini diawali dengan upacara pelepasan peserta RAFFLESIA 2015 yang dilaksanakan pada 14 Januari 2015, bertempat di lapangan RSS, Fakultas Kehutanan, IPB. Pelepasan peserta tersebut dimulai dengan menyanyikan lagu mars rimbawan dan hymne konservasi, lalu sambutan singkat dari ketua pelaksana, yaitu Achmad Fajar Pasaribu, yang dilanjutkan dengan sambutan dari ketua Himakova, Idris Humaedi, sambutan dari pembina Himakova, Dr. Ir. Abdul Haris Mustari, M.Sc.F, sambutan dari Ketua Departemen, Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS. , dan yang terakhir sambutan dari Dekan Fakultas Kehutanan yang di wakilkan oleh Bapak Sony Trison. Setelah itu pelepasan peserta RAFFLESIA 2015 diresmikan secara simbolik dengan pemukulan gong sebanyak tiga kali oleh bapak Sony Trison. 

Hari Minggu (18/01) pukul 07.30 WIB para peserta berkumpul di lapangan parkir DKSHE lama untuk melakukan persiapan sebelum berangkat dan mengepak logitik individu dan KP yang akan dibawa. Sebelum pemberangkatan, dilakukan pelepasan peserta RAFFLESIA 2015 oleh senior yang berada di tangkaran dan diwakilkan oleh bang Arya KSHE angkatan 45. Selanjutnya peserta RAFFLESIA 2015 yang berjumlah 85 orang dan telah dibagi ke dalam 3 tim, yaitu tim Cikepuh, Citireum, dan Cibitung berangkat menuju lokasi. Tim RAFFLESIA Citireum dan Cikepuh diberangkatkan menggunakan tiga truk AURI menuju lokasi sekitar pukul 21.00 WIB. Sedangkan tim RAFFLESIA Cibitung harus menunda keberangkatan karena adanya peserta yang belum datang. Akhirnya sekitar pukul 22.15 WIB tim RAFFLESIA jalur Cibitung berangkat menuju lokasi dengan menggunakan satu elf.

Tim RAFFLESIA  Desa Cibitung
Hari senin (19/01), tim RAFFLESIA dengan tujuan desa Cibitung yang terdiri dari 12 orang, yaitu 8 orang KPG (Kelompok Pemerhati Gua), 3 orang KPE (Kelompok Pemerhati Ekowisata), dan 1 orang anggota FOKA (Fotografi Konservasi) tiba di Balai Desa Cibitung, Sukabumi pukul 04.00 WIB. Blok Cibitung hanya terdiri dari tiga KP (Kelompok Pemerhati), karena pada blok ini di fokuskan untuk mengeksplorasi potensi Wisata Gua yang ada di wilayah Kecamatan Cibitung. Pukul 09.00 WIB tim menuju tempat camp yang sebelumnya telah di survey. Perjalanan kurang lebih selama 10 menit untuk mencapai tempat penginapan dengan menggunakan pick up. Sesampainya di camp, tim memutuskan untuk segera mengecek barang yang akan di gunakan di lapang dan melakukan briefing bersama KP masing-masing membahas apa yang akan dilakukan selanjutnya. Setelah itu rombongan beristirahat dan menghabiskan sisa waktu pada hari itu dengan bersosialisasi dengan warga sekitar, karena pengambilan data akan di mulai esok hari.
Hari Selasa (20/01), Pada pukul 08.00 WIB tim RAFFLESIA Himakova jalur Cibitung melakukan penelitian pertama kalinya di Desa Cibitung. pada hari ini penelitian dilakukan bersama-sama antar KPE, KPG dan anggota FOKA, dengan total 9 orang yang terdiri dari 5 orang KPG, 3 orang KPE, dan 1 orang anggota FOKA. Perjalanan penelitian kali ini didampingi oleh satu orang guide yang bernama Supendi, dan diawasi oleh bapak Kepala Dusun Cikored yang bernama Bapak Wawan. Pada hari pertama, pengambilan data di lakukan pada lima buah gua. Diantaranya yaitu ada Gua Mayit, Gua Cigerowong, Gua Cikaret, Gua Cigadog dan Gua Cijemblong.
Hari Rabu (21/01), pada hari ini tim RAFFLESIA Himakova jalur Cibitung dibagi menjadi 2 kelompok kecil yaitu tim untuk eksplorasi gua dan tim untuk mengaji sosial ekonomi masyarakat. Tim untuk eksplorasi gua terdiri dari 6 orang KPG dan 1 orang anggota FOKA, sedangkan tim untuk mengaji sosial ekonomi masyarakat terdiri dari 3 orang KPE. Agenda KPE pada hari ini terdiri dari dua agenda yaitu pertama mengunjungi penyuluhan yang diadakan oleh himpunan kelompok tani yang bernama Karya Tani Merdeka, dan agenda kedua yaitu mengunjungi balai desa untuk mengetahui data keseluruhan masyarakat desa Cibitung. Sedangkan, untuk KPG dan FOKA melakukan pengambilan data di empat gua, yaitu Gua Cirateun, Gua Batu Lawang, Gua Ciguha, dan Gua Bojong Koneng.
Hari Kamis(22/01), pada hari ini tim RAFFLESIA dibagi lagi kedalam dua jalur seperti hari sebelumnya. KPE melaksanakan agenda pertama yaitu menemui Kepala Desa Cibitung bapak H. Ijin Pahrudin untuk wawancara sekaligus meminta surat rekomendasi kunjungan ke dusun Ciroyom dan Curug Cikaso. Agenda kedua yaitu ikut bergabung dengan KPG untuk melakukan survey di gua Cicau yang menurut informasi yang tim dapatkan gua tersebut berpotensi untuk wisata. Sedangkan dari KPG dan FOKA melakukan pengambilan data di Gua Bojong Sero yang ternyata tidak dapat di masuki. Selanjutnya KPG dan FOKA memutuskan melanjutkan perjalan menuju balai desa untuk menjemput KPE yang juga akan melakukan pengambilan data di Gua Ki’cau yang terletak di Cikuda.
Hari Jumat (23/01), tim RAFFLESIA Himakova yaitu KPE ikut menghadiri pelaksanaan “Musyawarah Rencana Pembangunan Desa” (musren bangdes) di Balai Desa Cibitung. Sedangkan KPG dan FOKA karena hari ini tidak ada agenda pengambilan data, tim memutuskan untuk mengolah data dan merapikan data-data yang telah di peroleh.
Hari Sabtu (24/01), pada hari ini seluruh tim RAFFLESIA Himakova melaksanakan kunjungan ke Ciroyom untuk melakukan pengambilan data potensi wisata dari dusun tersebut. Perjalanan menuju ciroyom di tempuh dengan menggunakan pick up selama 15 menit, lalu setelah itu dilanjutkan dengan menggunakan perahu selam kurang lebih 2 jam. Setelah sampai di Ciroyom tim segera melakukan eksplorasi dengan melakukan wawancara dengan warga. Setelah itu, tim melakukan track back untuk menuju curug Cikaso. Di curug Cikaso tim juga melakukan eksplorasi dengan mewawancarai pengunjung dan beberapa pedagang yang berada di wilayah tersebut mengenai potensi wisata di Curug Cikaso.
Hari Minggu (25/01), tim RAFFLESIA kembali melakukan pengambilan data di desa Cibitung. Pada hari ini, KPE dan FOKA melakukan perjalanan menuju desa Calincing untuk pengambilan data potensi wisata yang ada di sana. Di dalam perjalanan tim melewati jembatan yang biasa dikunjungi oleh masyarakat untuk melihat keindahan alam sekitar. Tim juga mengunjungi salah satu tempat penghasil gula merah yang ada di sana. Setelah itu tim melanjutkan perjalanan menuju Desa Calincing untuk melihat potensi gua wisata yang ada disana yaitu Gua Cisurupan dan satu gua lagi yang belum memiliki nama. Sedangkan KPG, pada hari ini melakukan perjalanan kembali ke Cikuda untuk melakukan pengambilan data di Gua Aul. Perjalanan menuju gua Aul cukup jauh sehingga memerlukan waktu yang cukup lama. KPE dan FOKA kembali ke camp pada saat adzan magrib yang kemudian tak berapa lama kemudian KPG pun kembali.
Hari Senin (26/01), pada hari ini karena cuaca yang tidak mendukung, yaitu hujan yang lumayan lebat, tim RAFFLESIA memutuskan untuk tidak melakukan pengambilan data. Namun, pada siang hari cuaca kembali normal, beberapa tim memutuskan untuk melakukan pengambilan data. Beberapa KPG memutuskan untuk melakukan penangkapan kelelawar sebagai bahan data. Sedangkan, dua orang KPG dan satu orang anggota FOKA memutuskan kembali ke Gua Aul untuk mencari koordinat titik dari Gua Aul. Namun tim yang menuju ke Gua Aul tersebut sepertinya kurang beruntung karena di pertengahan jalan mereka kehilangan arah untuk menuju Gua Aul. Pada saat pencarian letak Gua Aul mereka menemukan gua baru yang mereka beri nama gua Unknown. Karena sudah letih mencari-cari jalan menuju gua Aul yang pada akhirnya tidak dapat ditemukan, tim pun memutuskan untuk kembali menuju camp.
Hari Selasa (27/01), beberapa tim RAFFLESIA kembali melakukan pengambilan data. Tim di bagi kedalam dua jalur, yaitu tiga orang KPG dan satu oaring KPE menuju Gua Aul untuk kembali mencari titik koordinat dari gua Aul karena hari sebelumnya tim belum berhasil melakukannya. Jalur selanjutnya yaitu, lima orang KPG menuju Gua Ki’cau untuk melakukan pengambilan data ulang karena data sebelumnya masih belum lengkap. Namun sepertinya hari ini masih sama seperti hari kemarin, tim yang menuju Gua Aul masih belum menemukan keberuntungan. Tim kembali kehilangan jejak menuju gua Aul, dan karena sudah lelah mencari akhirnya tim memutuskan untuk kembali dan menyusul tim yang sedang berada di gua Ki’cau. Setelah selesai pengambilan data tim kembali ke camp sekitar pukul 13.00 WIB.
Hari Rabu (28/01), hari ini adalah hari terakhir tim RAFFLESIA berada di desa Cibitung. Pada hari ini tim tidak melakukan pengambilan data, tim memutuskan untuk mengepak barang-barang dan membersihkan camp. Tim menghabiskan waktu dengan mengobrol dan beristirahat. Pada pukul 19.00 elf yang tim tumpangi pada saat pemberangkatan ke desa Cibitung kembali menjeput tim untuk membawa tim kembali ke IPB. Setelah selesai berpamitan dengan warga sekitar camp, tim pun berangkat menuju rumah bapak kepala desa untuk berpamitan dan menyerahkan cindera mata untuk desa Cibitung. Selanjutnya, tim pun melanjutkan perjalanan kembali menuju kampus IPB Darmaga dan akhirnya sampai sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.

Tim RAFFLESIA Citireum
            Tim RAFFLESIA tujuan Citireum dan Cikepuh, tiba di resort pada hari Senin (19/01) pukul 05.00 WIB. Pukul 08.00 WIB dilakukan upacara penyambutan peserta RAFFLESIA 2015 oleh pihak resort di lapangan depan resort. Setelah itu, tim berangkat menuju lokasi. Tim tujuan Citireum berangkat lebih dahulu, yaitu sekitar pukul 09.00 WIB dan kemudian disusul oleh tim Cikepuh yang baru diberangkatakan pukul 09.20 WIB. Rombongan tujuan Citireum yang terdiri dari 8 orang KPM, 8 orang KPB, 6 orang KPH, 5 orang KPK, 5 orang KPF, 2 orang KPE, dan 2 orang anggota FOKA tiba di lokasi camp pukul 13.00 WIB. Sesampainya di camp, agendanya adalah bersih-bersih dan istirahat. Pukul 19.30 WIB diadakan briefing bersama pemandu membahas kondisi sekitar kawasan Citireum. Setiap KP akan didampingi oleh pemandunya masing-masing selama pengambilan data di lapang, yaitu Bapak Amat untuk KPM, Bapak Agus untuk KPB, Bapak Tete untuk KPK dan KPH, Abah untuk KPF, dan Bapak Tutur untuk KPE, sedangkan FOKA hanya mengikuti kegiatan KP lain.
            Hari Selasa (20/01), agenda tim RAFFLESIA Citireum adalah melakukan survey beberapa tempat yang nantinya akan digunakan sebagai tempat pengambilan data untuk KP masing-masing dan beberapa KP juga sudah melakukan pengambilan data untuk mengefisienkan waktu.
Hari Rabu (21/01), tim RAFFLESIA memulai untuk melakukan pengambilan data. KPM yang terdiri dari enam orang melakukan pengamatan ke Cibuaya untuk mengamati mamalia yang ada di sana. KPM menemukan beberapa jenis mamalia seperti bajing, monyet ekor panjang, dan lutung. Tim juga menemukan jejak kaki mamalia yang kemudian di cetak menggunakan gypsum. Setelah itu KPM melakukan track back untuk kembali ke camp, sampai di camp pada pukul 18.00 WIB. KPH melakukan pengamatan hari pertama  di Hutan Solokkan Bokkor, dalam pengamatan ini dijumpai 4 jenis reptile. Dalam pengamatan pertama, terrestrial, tim tidak menjumpai amfibi.
KPB melakukan pengamatan pagi hari di daerah dataran rendah dengan metode Daftar Jenis MacKinnon. Pada sore harinya tim melakukan pengamatan di daerah terbuka yang di dapat sekitar 20 jenis burung. KPK yang di damping dengan satu orang dari tim FOKA, melakukan pengamatan pada tipe habitat riparian. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode transek yang menemukan tiga jenis kupu-kupu. KPF, melakukan pengambilan data analisis vegetasi di hutan dataran rendah dengan plot persegi sebanyak 20 plot. Jenis pohon yang ditemukan didominansi oleh jenis kepuh, beurih, hari kukun, dan bisoro. Untuk KPE, melakukan pengambilan data yang di lakukan dengan meyusuri pantai ujungan tepatnya ke arah selatan sampai perbatasan kawasan Suaka margasatwa Cikepuh, yaitu muara Cipanarikan. Kawasan ini berbatasan langsung dengan Desa Pangumbahan yang terkenal akan keberadaan penyunya yang dijadikan sebagai objek wisata.
            Hari Kamis(22/01), tim RAFFLESIA kembali melakukan pengambilan data dan beberapa anggota ada yang melakukan piket harian di camp. KPM hari ini melakukan pengamatan ke arah selatan camp dengan menggunakan bantuan GPS. KPM hanya menemukan bajing karena vegetasi hanya berupa bambu-bambuan. KPM tidak melakukan pengamatan sore karena cuaca sedang hujan. Beralih ke KPB yang melakukan pengamatan di daerah riparian.. Pada pengamatan pagi, KPB berhasil menemukan burung takur ungkut-ungkut. Sore harinya KPB melakukan pengamatan di lahan terbuka dan menemukan beberapa jenis burung, yaitu, kerak kerbau, punai pengantin, dan layang layang batu.
            Pada hari ini KPH melakukan pengamatan di jalur terrestrial kedua di hutan citireum yang lokasinya paling dekat dengan camp. Pada pengamatan ini dijumpai 1 jenis amfibi dan 2 jenis reptil. KPK melakukan pengamatan di lahan terbuka. Pada hari ini cuaca cukup cerah sehingga jenis kupu-kupu yang berhasil ditemukan juga cukup banyak. Untuk KPF, hari ini melakukan pengambilan data analisis vegetasi di hutan pantai sebanyak 20 plot persegi. KPF berhasil menemukan jenis anggrek tanah yang banyak terdapat di lokasi tersebut. Sedangkan KPE yang di temani dengan satu orang dari tim FOKA melakukan pengamatan menuju gunung karang untuk membuktikan akan adanya gua karang. Namun setelah di lihat lebih lanjut, gua tersebut lebih mirip dengan gua karst.
Hari Jumat (23/01), tim RAFFLESIA dari KPM melakukan pengamatan di Cibulakan. Pengamatan dilakukan dengan melakukan pengukuran suhu dry-wet di pinggiran sungai. Mamalia yang di jumpai yaitu bajing dan monyet ekor panjang. Pada saat pengamatan sore hari mamalia yang di jumpai hanyalah monyet ekor panjang. Pengamatan malam dilakukan pada saat perjalanan pulang dan ditemukan mamalia musang bulan. KPH melakukan pengamatan yang dilakukan pada jalur akuatik, yakni di lokasi sungai cikopo yang letaknya paling jauh dari camp yang ditempuh dengan tracking selama kurang lebih 30 menit lamanya. Pada pengamatan kali ini, 5 jenis herpetofauna (3 jenis reptil dan 2 jenis amfibi) berhasil ditemukan selama pengamatan serta 2 jenis reptil yang dijumpai di luar waktu pengamatan, yaitu pada saat track back.
Untuk KPB melakukan pengamatan di lahan terbuka dan jenis burung yang mendominasi adalah merbah cerukcuk. Adapun sebagian list baru yaitu, kipasan belang, bentet kelabu, dan elang alap nipon. Pada pengamatan sore hari hanya ditemukan sedikit jenis burung. Namun KPB menemukan sarang burung campeor atau burung pelanduk topi hitam. Keunikan sarang burung ini adalah sarang yang hampir rata dengan tanah dengan bahan pembuat sarang terbuat dari daun bambu yang sudah kering. KPK melakukan pengamatan habitat hutan sekunder. Pada pengamatan kali ini tim menemukan beberapa jenis baru KPF melakukan analisis vegetasi 20 plot di hutan dataran rendah kembali dengan perjalanan kurang lebih sejauh 8 km menyusuri pantai untuk sampai di daerah yang dikenal dengan nama ombak tujuh. Jenis yang paling dominan di lokasi tersebut adalah kepuh, tangkolo, dan beurih. Untuk KPE sendiri hari hanya melakukan pengolahan data di camp.
Hari Sabtu (24/01), KPM melakukan pengamatan hari keempat berangkat pukul 07.00 WIB yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok 1 ke arah resort (Cikopo) dan kelompok 2 di sekitar muara dengan didampingi guide. Mamalia yang berhasil dijumpai, yaitu monyet ekor panjang dan lutung. Sedangkan pada pengamatan malam, mamalia yang di jumpai, yaitu musang bulan dan kukang. KPB pada hari ini melakukan pengamatan di dataran rendah dengan list yang baru pada hari ini adalah sikatan bubik, tangkar cetrong, tikusan ceruling, elang laut perut putih, dan jalak cina. Pengamatan kali ini KPB di temani oleh satu orang anggota FOKA. Pada pengamatan sore hari, KPB berhasil menjumpai burung kangkareng perut putih sebanyak 8 ekor yang sedang terbang.
Untuk KPH sendiri melakukan pengamatan pengulangan pada tempat sebelumnya, yaitu di Hutan Solokkan Bokkor, Pada pengulangan pertama, KPH berhasil menemukan jenis yang berbeda dari pengamatan sebelumnya, yakni Boiga nigriceps, Bunglon Surai (Bronchocela jubata), dan Ular Lidah Api (Dendrelaphis pictus). KPK melakukan pengamatan pengulangan untuk hari pertama. Pada pengamatan pengulangan ini, jenis kupu-kupu yang ditemukan hanya sedikit. Sedangkan hari ini KPF masih melakukan pengambilan data analisis vegetasi sebanyak 10 plot sambil melakukan eksplorasi, yaitu mengambil bahan herbarium, baik buah maupun daun dan menanyakan nama lokal serta kegunaan jenis tersebut kepada pemandu.
Hari Minggu (25/01), pengamatan hari ke-5 KPM di bagi  menjadi 2 kelompok yaitu kelompok 1 melakukan wawancara sosial ekonomi ke pos nelayan (Ombak Tujuh) dan kelompok 2 ke sekitar muara untuk analisis habitat lutung. KPB pada hari ini melakukan pengamatan di lahan terbuka. Hasil dari pengamatan yaitu tim berhasil mendokumentasikan burung julang emas. Pada pengamatan sore, hasil yang di dapatkan yaitu, cerek kernyut, trinil pantai, cerek jawa, dan kuntul karang. Untuk KPH, hari ini melakukan pengamatan pengulangan di tempat ke dua yaitu di lokasi hutan citireum, pada pengulangan kedua ini tidak dijumpai jenis baru yang berbeda dengan pengamatan sebelumnya yang dilakukan di jalur yang sama.
KPK melakukan pengamatan pengulangan untuk H2 pengamatan di tipe habitat lahan terbuka. Pada pengamatan di tipe habitat ini banyak ditemukan kupu-kupu jenis Papilio peranthus. Sedangkan KPF melakukan eksplorasi dan analisis habitat menggunakan 2 plot lingkaran untuk pohon kepuh dan 1 plot lingkaran untuk pohon cantigi laut atau yang lebih dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Sentigi ke daerah ombak tujuh.
Hari Senin (26/01), tim RAFFLESIA masih berlanjut untuk melakukan pengambilan data. KPM melakukan pengamatan hari keenam masih menggunakan jalur yang sama. Kelompok 1 mengecek mistnet di gua dan kelompok 2 mencari lutung. KPB melakukan pengamatan pagi yang menghasilkan penemuan burung kadalan birah yang sedang bertengger sehingga para pengamat dengan mudah dapat belajar mengidentifikasi burung tersebut. Tidak ada list baru dalam pengamatan hari ini namun ini bermanfaat untuk melatih keahlian pegamatan burung untuk angkatan yang baru.
KPH hari ini melakukan pengamatan pengulangan kedua dilakukan pada jalur akuatik jenis yang dijumpai yang berbeda dibanding pengamatan sebelumnya antara lain : Bancet Hijau (Occidozyga lima), Ular Viper Pohon (Cryptelytrops albolabris) , dan Biawak Air Asia (Varanus salvator). Untuk KPK melakukan pengamatan pengulangan untuk H3 pengamatan di tipe habitat hutan sekunder. Pada pengamatan kali ini kupu-kupu yang di dapatkan hanya sedikit karena kendala cuaca yang sedang hujan. Sedangkan KPF hari ini melakukan analisis habitat langkap sebanyak 2 plot lingkaran. Menurut informasi, langkap merupakan pakan untuk badak. Oleh karena itu, SM Cikepuh hingga saat ini masih diteliti untuk kesiapannya sebagai habitat sekunder badak jawa yang berada di ujung kulon.
Hari Selasa (27/01), KPM melakukan pengamatan tambahan yang hanya diikuti oleh anggota CKPM 50. Lokasi pengamatan di seberang muara arah resort. Mamalia yang ditemukan hanya bajing karena vegetasi yang ada hanya bambu-bambuan. Siangnya beberapa KPM kembali melakukan analisis habitat lutung. KPB melakukan pengamatan tambahan ke lahan riparian. Hasilnya tidak ada list baru dalam pengamatan ini namun, beruntung dapat melihat secara langsung sepasang burung cica daun sayap biru yang jarang terlihat di hutan. Untuk KPH dan KPF sudah tidak melakukan pengambilan data di lapang, hari ini digunakan untuk merekap data. Sedangkan KPK melakukan pengamatan pengulangan di daerah lahan terbuka dan mencoba untuk mengeksplor lahan terbuka di tempat lain dan hasilnya di temukan beberapa jenis baru.

Tim RAFFLESIA Cikepuh
            Hari Senin (19/01), tim RAFFLESIA dengan tujuan Cikepuh yang terdiri dari 8 orang KPM, 8 orang KPB, 6 orang KPH, 5 orang KPK, 5 orang KPF, 3 orang KPE, dan 2 orang anggota FOKA tiba di tempat camp pada pukul 17.30 WIB. Setelah itu tim beristirahat. Pada hari berikutnya yaitu Selasa (20/01), tim melakukan survey tempat yang akan di gunakan sebagai tempat pengamatan dan pengambilan data.
            Hari Rabu (21/01), semua tim RAFFLESIA Cikepuh memulai pengamatan dan pengambilan data. KPM melakukan pengamatan hari pertama yang di lakukan di Cikalapa. Pengamatan pagi menghasilkan penemuan mamalia seperti, bajing, lutung, musang bunga, dan jelutung. Pada pengamatan sore tim menemukan bajing, lutung, dan monyet ekor panjang. Pad malam harinya tim hanya berhasil menemukan musang bunga.
            KPB melakukan pengamatan yang dimulai dari tanggal 20-27 januari 2015 dengan waktu pengamatan pagi pada pukul 05.30-10.00 WIB dan sore hari pada pukul 14.30-17.00 WIB. Pengamatan dilakukan di tiga jalur, yaitu jalur cikalapa, tegal sabuk dan jalur sungai cikepuh menggunakan metode Daftar Jenis MacKinnon dan Metode IPA (Index Point of Abundance). Hasil pengamatan burung yang dilakukan selama kurang lebih tujuh hari diantaranya,  burung takur dari spesies tulungtumpuk, tenggeret maupun tohtor merupakan burung yang paling dominan tim temui begitupun jenis punai yang banyak ditemui bertenggerr dalam satu pohon. Tim menemukan tiga jenis raptor diantaranya elang ular bido, elang laut perut putih, dan alap-alap capung. Dua jenis bucerotidae sempat tim temui yaitu Julang emas dan Kangkareng Perut-putih dan total jenis burung yang didapatkan di blok cikepuh berjumlah 55 jenis.
            KPH melakukan pengamatan pertama yang dilakukan pada jalur terrestrial 1, pada jalur ini tim menemukan  3 jumlah jenis yakni Gecko gecko, Cyrtodactylus fumosus, dan Kaloula baleata. KPK melakukan pengamatan pertama di habitat riparian dengan menyusuri sungai Cikepuh mencari keberadaan dan keanekaragaman dari kupu - kupu. Untuk KPF melakukan pengambilan data analisis vegetasi yang di lakukan dengan menggunakan 20 plot persegi dan berhasil menemukan beberapa jenis anggrek. Sedangkan KPE melakukan pengamatan pertama mereka dengan menyusuri pinggiran pantai dan karang dengan tujuan pulau Keris.
            Hari Kamis (22/01),  KPM melakukan pengamatan di jalur kedua. Pengamatan pada hari ini membawa hasil penemuan mamalia yang tidak jauh berbeda dari kemarin. Diantaranya yaitu tupai, jelarang, dan juga ditemukan jejak babi hutan. KPH melakukan pengamatan di jalur akuatik. Pada pengamatan ini ditemukan sebanyak 5 jenis yang terdiri dari 4 jenis reptil dan 1 jenis amfibi. Reptil yang ditemukan berupa Cyrtodactylus fumosus, Trimesurus albolabris, Gekko gecko dan Ahaetula prasina. Jenis amfibi yang ditemukan yaitu Limnonectes macrodon, umumnya jenis ini ditemukan di dekat aliran air. sedangkan untuk jenis-jenis reptil yang ditemukan berada di batang kayu, daun dan di dinding tebing.
            KPK melakukan pengamatan kedua di habitat terbuka yaitu di sekitar pantai Cibulakan. Di pengamatan kedua, didapatkan jenis antara lain yaitu jenis Ideopsis juventa. KPF melakukan pengambilan data analisis vegetasi seperti hari sebelumnya dengan jalur yang berbeda. Sedangkan KPE melakukan pengamatan yang melewati jalur utara yang dilalui menyusuri pantai dan karang menuju gugusan bernama Karang Naya.
Hari Jumat (23/01), KPM melakukan pengamatan menuju Tegal Sabuk yaitu jalur pengamatan ketiga. Untuk KPH melakukan pengamatan pada jalur terrestrial kedua. Pada jalur ini didapatkan penambahan jenis baru untuk reptil yakni Cyrtodactylus marmoratus. Jumlah jenis yang ditemukan hanya sebanyak 3 jumlah jenis yang terdiri dari 1 jenis amfibi dan 2 jenis reptil pada saat pengamatan, yakni Gecko gecko, Limnonectes macrodon dan Cyrtodactylus marmoratus. Namun ketika melakukan track back pada jalur ini ditemukan seekor ular viper pohon yang berukuran kecil sedang melata di batang bambu. Pada hari ketiga ini tidak didapatkan hasil pada peletakkan trap.
KPK melakukan pengamatan di habitat hutan tertutup. Hasilnya lebih sedikit dibandingkan dengan di habitat riparian dan di habitat terbuka. KPF masih melakukan pengambilan data analisis vegetasi seperti hari sebelumnya dengan jalur yang berbeda. Sedangkan KPE melakukan pengamatan di jalur terakhir yang dilalui, yaitu menuju ke arah hutan, dengan tujuan Tegal Sabuk dengan jalur yang dilewati adalah susur sungai melewati bebatuan sungai dan padang rumput yang tumbuh diatas bebatuan karang seluas beberapa hektar dan berbukit-bukit.
Hari Sabtu (24/01), KPM melakukan pengamatan yang merupakan pengulangan dari pengamatan jalur pertama dengan penemuan mamalia yang tidak berbeda dengan pengamatan pertama. KPH melakukan pengamatan yang  merupakan pengulangan pada jalur terrestrial 1. Namun pada siang harinya tim mendapatkan data tambahan berupa seekor ular Dendrelaphis pictus yang sedang melata di karang dan seekor Eutropis multifasciata yang secara tidak sengaja masuk ke dalam tenda salah satu anggota ekspedisi.
KPK melakukan pengamatan pengulangan dari pengamatan pertama, pengamatan pengulangan pertama di habitat riparian dengan menyusuri sungai Cikepuh mencari keberadaan dan keanekaragaman dari kupu – kupu. Kupu-kupu yang di dapatkan lebih sedikit dari hari pertama, namun berhasil menangkap spesies baru. Sedangkan KPF masih melakukan pengambilan data analisis vegetasi seperti hari sebelumnya dengan jalur yang berbeda.
Hari Minggu (25/01), KPM melakukan pengamatan ulangan dari pengamatan di jalur Tegal Sabuk. Pada pengamatan kali ini tim menemukan babi hutan dan ayam serta jejak cakaran kucing hutan di pohon. KPH melakukan pengamatan yang dilakukan di Sungai Cikepuh, pada pengamatan ini terdapat penambahan jenis pada reptil yakni ular Boiga nigriceps. Namun bila dilihat dari jumlah jenis, tim hanya menemukan sebanyak 5 jenis reptil dan tidak ditemukan jenis amfibi.
KPK melakukan pengamatan di hutan terbuka, tim menyusuri pantai Cikepuh. Sangat sedikit sekali spesies yang ada disana. KPF melakukan eksplorasi dan juga menganalisis habitat dari pohon kepuh sebanyak 2 plot lingkaran serta analisis vegetasi pohon cantigi laut sebanyak 1 plot.
Hari Senin (26/01), KPM melakukan pengambilan data terakhir dengan jalur yang tim ambil adalah jalur kedua. Pada pengamatan kali ini, tim pengamat yang dikerahkan yaitu dari angkatan 50 ditemani ketua KPM untuk mengawasi jalannya pengamatan. Tim berhasil menemukan jelarang, bajing, dan tupai. KPH melakukan Pengamatan pada hari ke-enam merupakan ulangan pada jalur terrestrial 2. Pada pengamatan ini hanya ditemukan dua jumlah jenis antara lain Trimesurus albolabris dan Gecko gecko. Pada jalur ini jenis yang mendominasi merupakan Gecko gecko yang ditemukan sebanyak 7 individu dan umumnya ditemukan di batang kayu.
KPK melakukan pengamatan pengulangan pengamatan ketiga, pengamatan di habitat hutan tertutup. Sedikit sekali kupu-kupu yang tim dapatkan, namun tim mendapatkan spesies kupu-kupu baru. Sedangkan KPF melakukan eksplorasi dan analisis habitat pada pohon kepuh.
Hari Selasa (27/01), KPM, KPH, dan KPF sudah tidak melakukan pengambilan data dilapang dan menggantinya dengan merekap data yang telah di peroleh. Sedangkan KPK masih melakukan pengamatan pengulangan di hutan terbuka pantai cikepuh, namun karena spesiesnya hanya sedikit, akhirnya tim memutuskan untuk merakap data.


Tim RAFFLESIA Citireum dan Cikepuh
Hari Rabu (28/01), seluruh tim RAFFLESIA baik yang berada di Citireum maupun Cikepuh melakukan operasi semut dan packing barang karena pengambilan data telah usai dan akan dilanjutkan untuk kembali ke resort. Pada pukul 08.00 WIB tim Cikepuh berangkat menuju resort dan sampai di resort pada pukul 15.00 WIB. Sedangkan tim Citireum berangkat menuju resort pada pukul 09.00 WIB dan sampi pada pukul 12.00 WIB. Seluruh tim RAFFLESIA Citireum dan Cikepuh akhirnya berkumpul kembali dan beristirahat di resort serta melakukan briefing untuk kegiatan yang akan di lakukan esok hari.
Hari Kamis (29/01), tim RAFFLESIA 2015 dibagi menjadi dua tim, yaitu tim pemateri pendidikan konservasi ke SD dekat resort dan tim pewawancara mengenai sosial ekonomi dan etnobiologi ke masayarakat sekitar resort. Pendidikan konservasi yang diberikan berupa pengenalan kawasan konservasi dan peningkatan kesadaran siswa akan arti penting keberadaan satwa dan tumbuhan di bumi ini dengan sasaran siswa kelas 5 dan 6 SDN Jaringao. Sedangkan tim yang mewawancarai masyarakat mengambil data mengenai sosial-ekonomi serta etnobotani dan etnozoologi. Tim RAFFLESIA 2015 akhirnya meninggalkan resort dengan menggunakan tiga buah truk AURI pukul 14.00 WIB dan sampai kembali di kampus IPB Darmaga pukul 21.00 WIB dalam keadaan selamat dan disambut oleh teman-teman dan senior di tangkaran.

Big thanks to Allah SWT. Terima kasih untuk Himakova, DKSHE, IPB, donatur/sponsor, dan pihak resort yang telah memberikan dukungan sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Terima kasih kepada para pemandu yang telah bersedia dengan sabar menemani kami dalam pengambilan data di lapang. Terima kasih untuk seluruh tim RAFFLESIA 2015 atas kerja sama dan kebersamaannya selama 10 hari ini, suka duka yang kita alami di lapang semoga dapat dijadikan sebuah pelajaran hidup yang tidak terlupakan, semangat berjuang terus di dunia kehutanan kawan!!! :D


1 komentar:

Copyright © HIMAKOVA | Designed With By Blogger Templates
Scroll To Top