Sabtu, 02 Februari 2013

Proyek Muka Geni (Little Fire Face Project)

Workshop Muka Geni #2
(Cikananga, 15-16 Januari 2013)
 
 
 


Anna Nekaris, Johanna Rode beserta tim dari proyek muka geni melakukan kajian mendalam mengenai kukang di daerah Cipaganti, Gunung Papandayan. Aspek yang mereka kaji ialah distribusi, kelimpahan, habitat requirements, perilaku makan, perilaku sosial, serta racun yang dimiliki oleh kukang. Metode yang mereka gunakan ialah surevi habitat (hutan) dan radio tracking. Hasil dari survey habitat kemudian akan dilakukan beberapa analisis, diantaranya (1) Modeling of habitat suitability based on species presence, (2) Computer model with MAXENT: Potential distribution map, (3) General Linear Mixed Models (GLMM) in R: Habitat preferences. Sementara radio tracking dilakukan untuk mengetahui posisi kukang dialam dengan tujuan memudahkan penemuannya. Setelah berhasil ditemukan lalu kukang ditangkap untuk kemudian dilakukan pengukuran tubuh (morfometris) dan beratnya. Setelah dilakukan pengukuran, kukang dilepaskan kembali dan diikuti aktivitas kukang untuk mendapatkan data tentang perilaku serta penggunaan habitat oleh kukang.

Studi dilakukan di 14 site yang terbagi atas 8 site berada di dalam kawasan konservasi dan sisanya berada di luar kawasan konservasi. Berdasarkan studi tersebut didapatkan bahwa tingkat perjumpaan per km min = 0 dan max = 2.85, dan kukang lebih banyak ditemukan di luar kawasan lindung, dimana 45 dari 52 perjumpaan kukang berada diluar kawasan lindung. Selain itu ternyata adanya bambu di suatu kawasan memiliki pengaruh positif terhadap kehadiran kukang.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, ternyata kukang menggunakan bambu sebagai sleeping site. Hal ini juga diperkuat oleh hasil wawancara yang dilakukan terhadap masyarakat sekitar yang menyatakan bahwa kukang terlihat ketika sedang dilakukannya penebangan, dan terkadang ikut jatuh bersamaan dengan jatuhnya bambu yang mereka tebang.



Setidaknya terdapat 5 jenis pohon yang digunakan oleh kukang di Garut. Jenis – jenis yang dimaksud antara lain :

1.                  Gigantochloa sp.*                   24 %
2.                  Eucalyptus sp.                         22 %
3.                  Acacia decurrens*                  10 %
4.                  Persea americana                   8 %
5.                  Calliandra calothyrsus*          7 %

Dari kelima jenis yang dimanfaatkan tersebut, berdasarkan pengamatan yang dilakukan ternyata hanya ada tiga jenis yang memiliki kaitan secara langsung dengan kehadarian kukang ( jenis – jenis yang bertanda *). Menjadi hal yang wajar karena seperti yang sempat disinggung sebelumnya bahwa kukang memanfaatkan bambu sebagai lokasi untuk tidur. Sementara Calliandra calothyrsus merupakan salah satu jenis yang dikonsumsi oleh kukang. Kukang mengkonsumsi nectar dari bunga kaliandra. Beberapa jenis pakan yang dikonsumsi oleh kukang antara lain:

1.                  Getah jeungjing           53%
2.                  Nektar kaliandra         24.5%
3.                  Buah nangka               5.1%
4.                  Buah kesemak             2%
5.                  Serangga yang berada di berbagai macam pohon.

Saat musim kering tiba, kukang lebih banyak mengkonsumsi getah sebesar 70% sementara konsumsi nektar  kaliandra menurun menjadi 2%. Hal ini sangat terkait dengan ketersedian getah yang ada hampir disepanjang musim, sementara pada musim kering jumlah nektar akan menurun.
 
 
Oleh: 
Romi Prasetyo

0 comments:

Posting Komentar

Copyright © HIMAKOVA | Designed With By Blogger Templates
Scroll To Top